Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER - Elnando Taufiqulhaki
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 - Elnando Taufiqulhaki
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 - Elnando Taufiqulhaki
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 - Elnando Taufiqulhaki
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 - Elnando Taufiqulhaki
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 - Elnando Taufiqulhaki
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 - Elnando Taufiqulhaki
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA - Elnando Taufiqulhaki
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN - Elnando Taufiqulhaki
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
WaitHub merupakan platform antrean digital yang awalnya dikembangkan untuk
sektor publik, tetapi menghadapi hambatan adopsi saat berekspansi ke industri
beauty service yang layanannya bersifat personal. Penelitian ini bertujuan untuk
merancang ulang model bisnis WaitHub berdasarkan value propositions agar sesuai
dengan kebutuhan spesifik industri ini. Metode penelitian yang digunakan
mencakup studi literatur, wawancara eksploratif, analisis tematik, validasi
kebutuhan melalui survei, serta perumusan sistem berbasis value proposition
canvas, rekayasa kebutuhan, dan model bisnis two-sided platform.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelanggan (end-customer) menginginkan
informasi layanan dan harga yang transparan, pemesanan waktu layanan yang
fleksibel, pilihan kapster atau stylist sesuai preferensi, serta antrean yang minim.
Sementara itu, merchant membutuhkan sistem yang efisien untuk pencatatan data
dan penjadwalan layanan. Berdasarkan temuan tersebut, disusun rancangan value
propositions yang mengakomodasi kebutuhan kedua pihak. Rancangan ini
diterjemahkan ke dalam fitur fungsional, seperti reservasi slot waktu, pemilihan
kapster atau stylist, pengaturan mode interaksi, dan rekap operasional dalam bentuk
dashboard. Rancangan tersebut selanjutnya dipetakan ke dalam two-sided platform
business model canvas (BMC) yang terdiri dari 22 blok utama. Model ini mencakup
segmen pelanggan, value propositions, filter, rules, saluran distribusi, saluran
distribusi, sumber daya kunci, struktur biaya, dan pendapatan. Skema monetisasi
terdiri atas platform fee per transaksi,biaya langganan untuk fitur dasar dan pro,
serta biaya pemasangan iklan digital. Model bisnis yang disusun telah divalidasi
dengan CEO WaitHub dan hasilnya menunjukkan bahwa seluruh blok model bisnis
valid. Namun, terdapat catatan pada blok rules, yang disesuaikan dengan
penambahan aturan mengenai batas maksimal reschedule dan pengalihan uang
muka menjadi koin WaitHub.
Perpustakaan Digital ITB