digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - Elnando Taufiqulhaki
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 - Elnando Taufiqulhaki
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 - Elnando Taufiqulhaki
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 - Elnando Taufiqulhaki
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 - Elnando Taufiqulhaki
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 - Elnando Taufiqulhaki
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 - Elnando Taufiqulhaki
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA - Elnando Taufiqulhaki
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - Elnando Taufiqulhaki
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

WaitHub merupakan platform antrean digital yang awalnya dikembangkan untuk sektor publik, tetapi menghadapi hambatan adopsi saat berekspansi ke industri beauty service yang layanannya bersifat personal. Penelitian ini bertujuan untuk merancang ulang model bisnis WaitHub berdasarkan value propositions agar sesuai dengan kebutuhan spesifik industri ini. Metode penelitian yang digunakan mencakup studi literatur, wawancara eksploratif, analisis tematik, validasi kebutuhan melalui survei, serta perumusan sistem berbasis value proposition canvas, rekayasa kebutuhan, dan model bisnis two-sided platform. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelanggan (end-customer) menginginkan informasi layanan dan harga yang transparan, pemesanan waktu layanan yang fleksibel, pilihan kapster atau stylist sesuai preferensi, serta antrean yang minim. Sementara itu, merchant membutuhkan sistem yang efisien untuk pencatatan data dan penjadwalan layanan. Berdasarkan temuan tersebut, disusun rancangan value propositions yang mengakomodasi kebutuhan kedua pihak. Rancangan ini diterjemahkan ke dalam fitur fungsional, seperti reservasi slot waktu, pemilihan kapster atau stylist, pengaturan mode interaksi, dan rekap operasional dalam bentuk dashboard. Rancangan tersebut selanjutnya dipetakan ke dalam two-sided platform business model canvas (BMC) yang terdiri dari 22 blok utama. Model ini mencakup segmen pelanggan, value propositions, filter, rules, saluran distribusi, saluran distribusi, sumber daya kunci, struktur biaya, dan pendapatan. Skema monetisasi terdiri atas platform fee per transaksi,biaya langganan untuk fitur dasar dan pro, serta biaya pemasangan iklan digital. Model bisnis yang disusun telah divalidasi dengan CEO WaitHub dan hasilnya menunjukkan bahwa seluruh blok model bisnis valid. Namun, terdapat catatan pada blok rules, yang disesuaikan dengan penambahan aturan mengenai batas maksimal reschedule dan pengalihan uang muka menjadi koin WaitHub.