Menghadapi tantangan ganda perubahan iklim dan pengelolaan limbah, penelitian
ini menginvestigasi produksi hidrogen sebagai pembawa energi bersih melalui
hidrolisis limbah kaleng aluminium dalam larutan alkali Natrium Hidroksida
(NaOH). Latar belakang penelitian ini adalah urgensi untuk mengembangkan
teknologi produksi hidrogen yang efisien dan berkelanjutan sebagai alternatif
metode konvensional berbasis bahan bakar fosil. Pemanfaatan limbah kaleng
aluminium tidak hanya menawarkan jalur produksi energi yang ramah lingkungan,
tetapi juga mendukung prinsip ekonomi sirkular dengan mengubah limbah menjadi
produk bernilai tambah. Namun, implementasi metode ini dihadapkan pada
masalah efisiensi yang sangat dipengaruhi oleh interaksi kompleks antara berbagai
parameter proses. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menentukan kondisi
operasional terbaik dari parameter proses suhu reaksi, konsentrasi NaOH, volume
larutan, dan ukuran partikel aluminium guna memaksimalkan volume dan efisiensi
produksi hidrogen.
Pendekatan eksperimental sistematis diterapkan dengan menggunakan desain
matriks Taguchi orthogonal array L9 untuk menganalisis pengaruh empat faktor
pada tiga level variasi: suhu (30°C, 50°C, 70°C), konsentrasi NaOH (0,25 M, 0,5
M, 1 M), volume larutan (25 mL, 50 mL, 100 mL), dan ukuran partikel aluminium
(3 mm, 6 mm, 8 mm). Reaksi hidrolisis dilakukan dalam reaktor laboratorium
tertutup yang terkontrol, dan volume gas produk reaksi diukur secara presisi
menggunakan metode water displacement. Analysis of Variance (ANOVA)
digunakan untuk mengkuantifikasi kontribusi statistik setiap faktor terhadap variasi
hasil, sementara Gas Chromatography (GC) digunakan untuk memvalidasi
kemurnian produk gas.
Hasil analisis ANOVA menunjukkan bahwa konsentrasi larutan NaOH merupakan
faktor dengan kontribusi yang paling dominan sebesar 52,29%. Suhu reaksi
menjadi faktor paling berpengaruh kedua dengan kontribusi 29,94%, diikuti oleh
volume larutan sebesar 17,04%. Ukuran partikel aluminium menunjukkan
kontribusi paling kecil, yaitu hanya 0,73%. Melalui analisis rasio Signal-to-Noise
(S/N) dengan pendekatan larger the better, kondisi proses optimal untuk
memaksimalkan produksi hidrogen berhasil diidentifikasi pada suhu 70°C,ii
konsentrasi NaOH 1 M, volume larutan 100 mL, dan ukuran partikel 8 mm. Analisis
GC mengonfirmasi bahwa hidrogen (H?) adalah produk gas dominan, dan
ditemukan korelasi positif yang kuat antara konsentrasi NaOH dan kemurnian
hidrogen; kemurnian tertinggi sebesar 89,131% dicapai pada konsentrasi NaOH 1
M.
Kajian hasil penelitian menunjukkan pencapaian yield hidrogen yang sangat tinggi
pada kondisi optimal, yaitu mencapai efisiensi 99,43%. Jika dibandingkan dengan
penelitian sejenis yang menggunakan paduan aluminium komersial standar,
efisiensi ini secara signifikan lebih unggul. Meskipun sudah ada beberapa
penelitian mengenai produksi hidrogen dari limbah kaleng aluminium, namun
belum ada publikasi yang menampilkan nilai kontribusi faktor yang mempengaruhi
proses dengan menggunakan desain Taguchi dan ANOVA. Dengan demikian,
penelitian ini memberikan kontribusi penting untuk pengembangan awal produksi
hidrogen dengan metode hidrolisis yang ramah lingkungan dan juga jadi solusi
pengelolaan limbah kaleng minuman.
Perpustakaan Digital ITB