ABSTRAK Dziand Dafi Ginandjar
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Full Waveform Inversion (FWI) merupakan metode inversi nonlinier yang secara
luas digunakan dalam pencitraan bawah permukaan dengan memanfaatkan
informasi penuh dari gelombang seismik. Teknik ini bertujuan untuk
merekonstruksi model kecepatan bawah permukaan dengan mengiterasikan solusi
dari persamaan gelombang, menggunakan perbedaan antara data sintetik dan
observasi sebagai dasar pembaruan model. FWI sangat bergantung pada efisiensi
algoritma optimisasi untuk mencapai konvergensi yang baik, dan metode Newton
dikenal sebagai pendekatan yang sangat akurat karena mempertimbangkan
informasi kurvatur melalui matriks Hessian. Namun, implementasi penuh metode
Newton terkendala oleh tingginya biaya komputasi dalam menghitung inverse
Hessian secara eksplisit, terutama pada model skala besar. Sebagai alternatif,
metode Quasi-Newton seperti Limited-memory Broyden–Fletcher–Goldfarb–
Shanno (L-BFGS) dan Conjugate Gradient (CG) telah banyak diadopsi karena
keseimbangan antara akurasi dan efisiensi komputasi yang ditawarkan. Meskipun
demikian, keterbatasan dalam memperkirakan struktur Hessian secara tepat masih
menjadi hambatan utama dalam mencapai hasil inversi yang optimal dan realistik
dalam konteks geofisika. Dalam konteks ini, pemanfaatan teknologi terkini seperti
Deep Learning (DL) dan High Performance Computing (HPC) menjadi sangat
relevan. DL memiliki potensi untuk mempelajari struktur kompleks inverse
Hessian secara implisit melalui pelatihan pada data sintetik, sehingga mampu
mempercepat proses inversi dan meningkatkan resolusi hasil akhir. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan pendekatan hybrid yang menggabungkan FWI
berbasis metode Newton dengan estimasi inverse Hessian menggunakan DL, dan
membandingkan performanya dengan metode konvensional seperti L-BFGS dan
CG. Evaluasi dilakukan berdasarkan konvergensi misfit, kualitas model akhir, serta
efisiensi waktu komputasi. Dengan memanfaatkan jaringan saraf yang dilatih untuk
meniru struktur inverse Hessian, diharapkan proses pembaruan model dapat
dilakukan dengan presisi tinggi tanpa harus menghitung Hessian secara eksplisit.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru terhadap
potensi integrasi kecerdasan buatan dalam metode inversi geofisika dan membuka
jalan menuju sistem FWI yang lebih cepat, adaptif, dan akurat.
Perpustakaan Digital ITB