Perusahaan utilitas listrik seperti PT PLN (Persero) dihadapkan pada tantangan ganda yaitu menjaga keberlanjutan bisnis di tengah perkembangan teknologi yang disruptif dan perubahan pola konsumsi energi, serta meningkatkan efisiensi operasional pada jaringan distribusi. Ketergantungan tunggal pada penjualan energi listrik (kWh) menjadi semakin berisiko, sehingga pengembangan strategi bisnis di luar penjualan kWh, atau ‘Beyond kWh’, menjadi agenda strategis yang krusial. Salah satu inefisiensi operasional yang signifikan bersumber dari rendahnya faktor daya pada pelanggan industri dan komersial, yang tidak hanya menyebabkan kerugian finansial bagi pelanggan melalui pengenaan denda kelebihan pemakaian daya reaktif (kVArh), tetapi juga meningkatkan rugi-rugi daya teknis pada aset jaringan milik PLN. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menentukan strategi ‘Layanan Plus’ berbasis pemanfaatan kapasitor bank yang paling optimal, yang mampu secara simultan menyelesaikan masalah pelanggan dan menciptakan aliran pendapatan beyond kWh yang profitabel bagi PLN. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini mengadopsi pendekatan metode campuran yang dominan kuantitatif, menggabungkan studi kasus, simulasi sistem tenaga, dan analisis tekno-ekonomi komparatif. Dengan memanfaatkan data Automatic Meter Reading (AMR) dari empat pelanggan industri studi kasus, dilakukan analisis untuk mengidentifikasi karakteristik profil beban dan mengkuantifikasi permasalahan awal. Selanjutnya, dua model strategi layanan plus dirancang dan dianalisis menggunakan perangkat lunak ETAP pada model jaringan distribusi Tegangan Menengah (TM) 20kV yang representatif. Model 1 adalah layanan solusi individual terdesentralisasi di sisi Tegangan Rendah (TR) pelanggan, sementara Model 2 adalah layanan keandalan terpusat yang diimplementasikan di sisi jaringan TM. Analisis komparatif dilakukan berdasarkan kriteria efektivitas teknis (perbaikan faktor daya, penurunan rugi-rugi jaringan, perbaikan profil tegangan) dan kelayakan ekonomi (analisis biaya-manfaat, Payback Period, dan potensi profitabilitas). Hasil penelitian mengungkapkan temuan kunci yang signifikan. Perbandingan hasil simulasi menunjukkan bahwa Model 1 secara komprehensif lebih unggul. Secara teknis, Model 1 tidak hanya efektif memperbaiki faktor daya di meter pelanggan hingga mencapai target >0,97, tetapi juga memberikan manfaat efisiensi terbesar bagi jaringan PLN dengan mampu mengurangi rugi-rugi daya sistem sebesar 6,0 kW (75%). Namun, kebaruan utama dari penelitian ini terletak pada perancangan model bisnis ‘Layanan Plus’ itu sendiri. Selama ini, solusi kapasitor bank umumnya dilakukan oleh pihak ketiga yang hanya berfokus pada instalasi perangkat. Sebaliknya, Model 1 yang diusulkan dalam penelitian ini merupakan layanan terintegrasi pertama yang mencakup penyediaan perangkat, instalasi, pemeliharaan berkelanjutan, monitoring performa, dan konsultasi energi, yang ditawarkan langsung oleh utilitas. Penelitian ini memberikan sumbangan terhadap khazanah ilmu pengetahuan dengan menyajikan analisis komparatif model bisnis layanan energi individual vs berbasis infrastruktur bersama yang didukung oleh simulasi teknis. Studi ini menyimpulkan bahwa layanan perbaikan faktor daya yang ditawarkan langsung kepada pelanggan (Model 1) merepresentasikan strategi ‘Beyond kWh’ yang paling optimal. Implementasi Model 1 direkomendasikan sebagai prioritas utama bagi PT PLN (Persero) karena terbukti memberikan manfaat teknis, ekonomis, dan layanan yang paling maksimal dan seimbang bagi perusahaan utilitas maupun pelanggannya, serta menjadi jalur strategis yang paling kuat untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, efisiensi operasional, dan pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan.
Perpustakaan Digital ITB