digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Berlin Fitrah Al Kausar
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

Seiring dengan berjalannya waktu, peningkatan jumlah populasi semakin tinggi, dan peningkatan ini linear dengan tingkat kebutuhan energi serta emisi yang dihasilkan. Peningkatan ini berdampak pada konsumsi bahan bakar fosil yang masih menjadi sumber energi yang paling banyak digunakan. Hal ini berdampak pada meningkatnya kadar gas CO2 di atmosfer dan dapat menyebabkan perubahan iklim dunia. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan untuk permasalahan ini adalah dengan Carbon, Caputre, and Storage (CCS), dengan cara menangkap dan menyimpan gas CO2 di bawah permukaan tanah atau underground stroge. Lapangan ”Abangda” memiliki potensi besar sebagai underground stroge dengan mempertimbangkan lokasi lapangan, kondisi reservoir, dan jarak lapangan terhadap sumber gas CO2. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengestimasi sebarapa besar volume CO2 yang dapat disimpan. Untuk itu, diperlukan parameter elastis yang mampu dengan baik memisahkan efek litologi dan fluida agar bisa mendapatkan volume saturasi air dan volume porositas yang optimum melalui suatu pendekatan, sehingga mendapatkan estimasi storage capacity yang optimum. Pendekatan yang digunakan pada penilitan ini menggunakan Curved Pseudo Elastic Impedance (CPEI) dan Pseudo Elastic Impedance for Lithology (PEIL). CPEI ditransformasikan menjadi volume saturasi air dan PEIL ditransformasikan menjadi volume porositas. Didapatkan parameter yang paling sensitif terhadap pemisahan efek litologi dan fluida melalui sensitivity analysis adalah kombinasi AI dan Vp/Vs, kemudian didapatkan AI serta SI melalui direct AVO inversion dan volume Vp/Vs didapat dari AI/SI. PEIL dan CPEI menunjukan hasil yang sudah maksimum dengan validator terhadap data sumur yang ada. Pada Formasi Baturaja menunjukan persebaran porositas yang tinggi. Dua area storage, yaitu main reef dan barrier reef yang secara akumulatif dapat menampung hingga 10.56 juta ton CO2 dalam fasa likuid.