digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Imroatul Afidatuz Zahro
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

Kekeringan berdampak luas pada pertanian, sosial ekonomi, dan ketersediaan airserta dapat berpropagasi menjadi kekeringan yang lebih parah, salah satunya dari kekeringan meteorologi ke hidrologi. DAS Serang-Lusi beberapa kali mengalami kekeringan akibat defisit curah hujan yang menurunkan muka air sungai dan ketersediaan air bersih, menunjukkan adanya propagasi dan perlu diketahui besarnya intensity kekeringan meteorologi yang memicunya. Data curah hujan CHIRPS dan debit sungai hasil simulasi SWAT+ digunakan untuk menghitung Standardized Precipitation Index (SPI) dan Standardized Streamflow Index (SSI) pada skala 1, 3, 6, dan 12 bulan. Analisis propagasi dengan run theory difokuskan pada skala 3 bulan untuk mendeteksi awal kekeringan hidrologi dan skala 6 bulan untuk analisis kekeringan hidrologi. Empat event propagasi teridentifikasi pada 2015-2016, 2018, 2019, dan 2019-2020 dengan lag time 0-1 bulan yang menunjukkan respons hidrologi DAS yang cepat terhadap defisit curah hujan. Duration kekeringan hidrologi cenderung lebih panjang daripada kekeringan meteorologi, menandakan pemulihan aliran sungai yang lebih lambat meskipun curah hujan telah kembali normal. Karakteristik kekeringan meteorologi seperti duration, severity, dan intensitymemiliki korelasi kuat dengan kekeringan hidrologi (R = 0.88–0.94, p-value < 0.05). Intensity kekeringan meteorologi minimal 1.083 per bulan dengan durasi satu bulan dapat memicu propagasi ke kekeringan hidrologi.