digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia yang berperan penting dalam mempertahankan homeostasis dan melindungi tubuh dari berbagai ancaman eksternal. Luka pada kulit, terutama luka kronis seperti luka diabetes dapat mengganggu fungsi fisiologis dan menimbulkan komplikasi serius hingga menyebabkan kecacatan atau kematian. Perawatan luka kronis menghadapi tantangan besar karena proses penyembuhan membutuhkan waktu yang cukup lama, risiko infeksi, serta biaya pengobatan yang tinggi. Pendekatan seperti pembedahan, terapi tekanan negative dan pembalut luka memiliki keterbatasan. Hidrogel menawarkan alternatif yang menjanjikan karena sifatnya yang biodegradabel, hidrofilik, antibakteri, antiinflamasi, dan biokompatibel. Di sisi lain, nanopartikel mirip eksosom dari tanaman (Plant-Derived Exosome-like Nanoparticles atau PDEN) dari Solanum nigrum L. semakin menarik perhatian karena kemudahan isolasi, keamanan tinggi, serta efektivitas biologisnya. Solanum nigrum L., tanaman yang dikenal luas di Indonesia, diketahui memiliki aktivitas antioksidan, antimikroba, dan antiinflamasi. Kombinasi antara PDEN Solanum nigrum L. dan Karbopol dalam bentuk hidrogel berpotensi menjadi strategi inovatif dalam mempercepat proses penyembuhan luka kronis melalui aktivitas antimikroba dan imunomodulasi. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui sifat anti-inflamasi dari PDEN yang berasal dari buah Solanum nigrum L. secara in vivo pada luka diabetes pada mencit yang diinduksi diabetes secara makroskopis dan mikroskopis. Penelitian ini menggunakan mencit (Mus musculus) dengan berat badan 25-38 gram, diinduksi diabetes menggunakan aloksan dengan dosis 120 mg/kg berat badan secara intraperitoneal. Luka sayatan dibuat pada punggung mencit dengan kedalaman 0,3 cm dan diameter sekitar 1,5 cm. Hidrogel diformulasikan melalui metode dispersi dan pencampuran homogen dengan pemanasan ringan, menggunakan Karbopol, glycerin sebagai humektan, dan trietanolamin (TEA) untuk penyesuaian pH serta pembentukan struktur gel yang stabil. Desain pada penelitian ini adalah eksperimental, terdapat 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok K- (Mencit Sehat tidak diberi Perlakuan), K+ (Mencit Diabetes diberi Hidrogel + hAMD Komersial 15 %), P1 (Mencit Diabetes tidak diberi Perlakuan), P2 (Mencit Diabetes diberi Hidrogel) dan P3 (Mencit Diabetes diberi Hidrogel + PDEN 5%). Dilakukan pengukuran penutupan luka secara makroskopis selama 14 hari menggunakan jangka sorong digital, dan dilakukan juga pengamatan secara mikroskopis dengan melakukan pembuatan preparat histologi kulit mencit. Dilakukan pewarnaan Hematoxylin Eosin untuk melihat epitelisasi dan sel fibroblast serta pewarnaan Tricrhome Masson untuk melihat jaringan ikat khususnya Kolagen. Dilakukan analisis uji Two-way ANOVA menggunakan Graphpad Prism 10.2.3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakterisasi PDEN memiliki ukuran rata-rata diameter partikel sebesar ±180,6 nm, dan hasil pengukuran glukosa darah setelah 7 hari diinduksi aloksan adalah 212,60-219,20 mg/dL. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah sel fibroblast pada fase proliferase hingga fase remodelling. Kelompok perlakuan K- dan P3 mengalami penutupan luka lebih cepat dan terjadi epitelisasi secara sempurna dibandingkan dengan kelompok K+, P1 dan P2 dengan nilai signifikan <0.05. Pemberian treatment Hidrogel Karbopol + PDEN pada luka diabetes mellitus memiliki pengaruh signifikan terhadap proses penyembuhan luka diabetes pada mencit.