digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Nugi Nugraha

UMKM di Indonesia berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional, namun aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada sektor ini masih sering diabaikan. Kecamatan Solokanjeruk, sebagai sentra UMKM, menghadapi potensi bahaya seperti kebisingan, pencahayaan di bawah standar, paparan debu berlebih, serta postur kerja yang buruk. Keterbatasan sumber daya membuat penerapan K3 yang komprehensif sulit dilakukan. Penelitian ini menganalisis manajemen risiko K3 pada tujuh UMKM dari sektor olahan makanan, budidaya, dan konveksi menggunakan metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control) untuk mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko, dan merumuskan strategi pengendalian berdasarkan hirarki pengendalian serta model justifikasi (Risk Score, Cost Factor, Degree of Correction). Hasil menunjukkan 11 bahaya dengan skor risiko 1 (low) hingga 6 (medium), di mana 28% strategi pengendalian termasuk prioritas tinggi dengan biaya rendah namun efektif, seperti good housekeeping, peregangan saat bekerja, pengaturan ulang waktu kerja, dan edukasi prosedur aman. Bahaya risiko sedang mencakup postur kerja tidak ergonomis, paparan debu halus, organisme hidup, penggunaan alat tajam, paparan minyak panas, kebisingan, dan getaran. Strategi prioritas tinggi umumnya mudah diterapkan dan berdampak signifikan meski dengan sumber daya terbatas. Rekomendasi mencakup penerapan APD sesuai bahaya, pelatihan prosedur aman, penataan lingkungan kerja, dan penyusunan SOP sederhana bagi UMKM, serta perluasan regulasi K3, program pelatihan, bantuan APD, dan pendampingan teknis oleh pemerintah untuk membangun budaya kerja aman yang efektif, efisien, dan terjangkau.