digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, struktur sipil dituntut untuk menjadi lebih berkualitas disegala aspek selain aspek kekuatan yang mutlak harus dipenuhi seperti aspek ekonomi dan kemudahan pembangunan/perakitan. Salah satu struktur yang menjadi perhatian saat ini adalah struktur rangka atap dimana semakin banyaknya pilihan material pembentuk yang tersedia. Struktur rangka atap baja ringan saat ini sudah semakin populer dan banyak digunakan di Indonesia sebagai material alternatif selain kayu dan baja konvensional. Hal itu dikarenakan karena rangka atap jenis ini dianggap lebih ekonomis dan cepat dari segi perakitan. Namun Indonesia belum memiliki peraturan mengenai material cold formed steel yang merupakan material pembentuk rangka jenis ini. Hal tersebut menyebabkan desain rangka atap baja ringan yang digunakan di Indonesia masih didesain menurut standar Australia (AS 4600). Beban gempa yang sangat berpengaruh pada struktur yang dibangun di Indonesia tidak diperhitungkan dalam desain rangka atap jenis ini. Sedangkan dari hasil pengamatan diketahui bahwa pada beberapa bencana gempa bumi di Indonesia rangka atap jenis ini banyak mengalami kegagalan terutama di bagian sambungan. Melihat hal tersebut perlu dilakukan analisis mengenai kekuatan rangka atap jenis ini dalam memikul beban gempa.