Dengan pertumbuhan penduduk yang pesat di wilayah ibukota seperti Jakarta,
keperluan fasilitas masyarakat akan meningkat dan menyebabkan kebutuhan untuk
memanfaatkan ruang dengan sebaik mungkin. Konsep bawah tanah yang
diimplementasikan pada Proyek MRT Jakarta menjadi salah satu terobosan
masalah kekurangan ruang tersebut. Namun, dengan lokasi yang berada di wilayah
rawan gempa, perencanaan dan desain proyek dalam kondisi seismik menjadi hal
yang penting untuk diteliti lebih lanjut. Analisis tersebut tidak dapat hanya ditinjau
dari kondisi layan saja, melainkan perlu ditinjau pula pada kondisi konstruksi untuk
memberikan pembangunan proyek yang aman dan lancar.
Penelitian ini akan meninjau proses konstruksi proyek MRT Jakarta di Stasiun
Bundaran HI terhadap beban gempa. Tahap konstruksi dimodelkan menggunakan
metode elemen hingga dan juga mengevaluasi pengaruh metode perhitungan
tekanan lateral tanah akibat beban gempa yang berbeda terhadap performa dinding
penahan tanah serta membandingkan besar gempa terhadap respons dinding
penahan tanah. Metode pseudostatik yang digunakan meliputi metode Mononobe-
Okabe (1924-1929), Seed dan Whitman (1970), serta Wood (1973). Juga
divariasikan tekanan lateral tanah akibat beban gempa menggunakan pengali
koefisien horizontal percepatan gempa yang berbeda. Kemudian, analisis dinamik
dilakukan untuk memvalidasi perbandingan metode pseudostatik dan
membandingkannya dengan penelitian terdahulu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan besar beban gempa yang digunakan
pada penelitian ini berada pada rentang 0,1 g – 0,4 g dan memberikan kenaikan
deformasi yang linear dengan kenaikan beban gempa. Selain itu, distribusi beban
lateral gempa mempengaruhi besar deformasi dinding penahan tanah. Didapatkan
bahwa analisis dinamik menunjukkan hasil yang berkesesuaian dengan penelitian
terdahulu.