digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak : Perencanaan persediaan adalah suatu hal yang penting diperhatikan, karena menyangkut upaya keseimbangan antara modal yang tidak sedikit dengan sasaran tingkat ketersediaan yang ingin dicapai. Pengendalian persediaan barang pada umumnya dimana permintaannya tidak dipengaruhi oleh waktu, perlu berbeda dengan pengendalian persediaan komponen terutama untuk tujuan antisipasi penggantian komponen yang rusak pada masa yang akan datang. Hal ini karena komponen mempunyai keunikan performansi dalam menjalankan fungsinya, dimana performansi tersebut bergantung kepada keandalannya. Sementara keandalan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh umur (waktu) pemakaian komponen, semakin lama (tua) umur tersebut akan menurunkan keandalannya yang berarti akan meningkatkan laju kerusakannya. Laju kerusakan komponen yang tinggi tentunya akan menyebabkan ekspektasi kebutuhan yang besar pula. Oleh sebab itulah dalam perencanaan persediaannya perlu diperhitungkan karakteristik komponen, seperti umur, keandalan dan laju kerusakannya serta kondisi populasi komponen yang sedang dioperasikan. Dalam tesis ini dikembangkan model persediaan komponen berdasarkan keandalannya, sehingga karakteristik yang dimiliki oleh suatu komponen dapat diperhitung dalam pengendalian persediannya. Tujuan dari model persediaan ini adalah untuk mendapatkan keputusan persediaan yang optimal yaitu jumlah pemesanan setiap kali pesan (Q), titik pemesanan kembali (r) sehingga diperoleh ongkos persediaan yang optimal dan sesuai dengan sasaran tingkat ketersediaan yang ingin dicapai. Dari lima macam komponen yang dicobakan dengan model ini diketahui bahwa tiga diantaranya berdistribusi kerusakan Weibull, sedangkan dua yang lainnya masing-masing berdistribusi Eksponensial dan Normal. Empat macam komponen menunjukkan laju kerusakan yang semakin tinggi dengan pertambahan umur pemakaian, hal ini berarti bahwa kerusakan komponen berada pada tahap wear out kurva bath-tub. Keputusan perencanaan persediaan memberikan ongkos total yang semakin besar dengan selang waktu perencanaan yang semakin panjang. Dengan demikian akan lebih hemat bila perencanaan ditetapkan dengan selang waktu yang lebih pendek.