digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

BELMART TAMA HASIBUAN.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Perkembangan industri di Indonesia yang berkembang pesat menjadi pemicu terjadinya perubahan pada setiap aktivitas industrial. Beberapa dampak perubahan yang menjadi pusat perhatian, khususnya bagi industri manufaktur, adalah meningkatnya potensi bahaya pada proses produksi serta kecelakaan akibat kerja (KAK). Untuk mengurangi dan mencegah hal tersebut, salah satu aspek yang berperan penting adalah keselamatan kerja. Penerapan keselamatan kerja pada suatu perusahaan dapat ditinjau dari kondisi iklim keselamatan kerjanya. Iklim keselamatan kerja merupakan persepsi pekerja terhadap kebijakan, prosedur serta pelaksanaan keselamatan kerja di lingkungan kerja. Berdasarkan data kecelakaan kerja PT X, didapatkan telah terjadi 23 kasus kecelakaan kerja dalam kurun waktu dua tahun terakhir (2020-2022). Oleh karena itu, dilakukan penelitian tentang analisis iklim keselamatan kerja pada pekerja di PT X, Jawa Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dan instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner Nordic Occupational Safety Climate Questionnaire (NOSACQ-50). Sampel penelitian ini berjumlah 378 pekerja pada 13 departemen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ratarata iklim keselamatan kerja di PT X, Jawa Barat sebesar 2,94 dimana termasuk kategori cukup rendah dan memerlukan peningkatan perbaikan. Adapun dari 7 dimensi iklim keselamatan kerja NOSACQ-50, terdapat 3 dimensi yang memiliki nilai rata-rata paling rendah dengan skor 2,91 yaitu dimensi pemberdayaan keselamatan kerja manajemen, dimensi keadilan keselamatan kerja manajemen dan dimensi pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan. Dengan tingkat iklim keselamatan kerja yang cukup rendah, diperlukan evaluasi dan peningkatan perbaikan terhadap penerapan keselamatan kerja di PT X, Jawa Barat sehingga dapat meningkatkan iklim keselamatan kerja dan menurunkan kasus kecelakaan kerja di antara para pekerja.