Peningkatan laju erosi di DAS Citarum Hulu mengakibatkan volume sedimen di
Waduk Saguling meningkat sehingga terjadi pendangkalan dan kapasitas waduk
menurun. Oleh karena itu, dilakukan analisis laju erosi dan sedimentasi skala DAS
Citarum Hulu sebagai upaya mitigasi dan informasi untuk memperkirakan lamanya
umur Waduk Saguling. Laju erosi dianalisis berdasarkan model Universal Soil Loss
Equation (USLE) dengan integrasi sistem informasi geografis (SIG). Jumlah
sedimen di DAS Citarum Hulu yang terekspor ke outlet DAS Citarum Hulu
dianalisis berdasarkan Sediment Delivery Ratio (SDR). Analisis umur fungsi waduk
menggunakan persamaan garis kecenderungan antara waktu operasi dan volume
sedimen yang masuk ke Waduk. Laju erosi DAS Citarum Hulu tahun 2012 sebesar
291.893,04 ton/ha/tahun dengan 31,05% kelas erosi ringan, tahun 2015 sebesar
166.302,47 ton/ha/tahun dengan 35,30% kelas erosi berat, tahun 2016 sebesar
85.440,05 ton/ha/tahun dengan 29,50% kelas erosi sangat berat, tahun 2017 sebesar
327.713,85 ton/ha/tahun dengan 28,70% kelas erosi ringan dan 27,90% kelas erosi
sedang, dan tahun 2018 sebesar 328.998,84 ton/ha/tahun dengan 26,70% kelas erosi
berat dan ringan. Nilai SDR menunjukkan erosi yang terangkut di permukaan lahan
menuju outlet DAS Citarum Hulu dan masuk ke Waduk Saguling sebesar 92%.
Massa sedimen yang terekspor keluar dari DAS Citarum Hulu pada tahun 2012
sebesar 3.649.852,55 m3
/ tahun, 2015 sebesar 2.079.458,59 m3
/ tahun, 2016
5.407.447,86 m3
/ tahun dan tahun 2018 sebesar 4.113.826,23 m3
/ tahun. Persamaan
garis kecenderungan pada volume sedimen adalah y = 31.276,41x - 58.415.038,77,
sehingga kapasitas dead storage akan penuh karena volume sedimen yang
terakumulasi, yaitu mencapai 167.472.464,23 m3 pada tahun 2024 dengan umur
fungsi waduk 39 tahun. Ranking strategi pengelolaan sedimen di Waduk Saguling
adalah ranking pertama melakukan konservasi tanah dan air di DAS Citarum Hulu
dengan bobot 55,4%%, kedua adalah alternatif membangun infrastruktur penekan
laju erosi di Hulu DTA Waduk Saguling berupa sediment storage dengan bobot
31,6 %, dan ketiga adalah alternatif pengerukan sedimen dengan bobot 13,0%.