digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan melibatkan proses bisnis yang saling terkait. Proses bisnis tersebut diimplementasikan ke dalam aplikasi berbasis web dengan pengguna utamanya adalah pelaku usaha. Pelaku usaha harus mendaftarkan diri pada aplikasi sentral sebagai prasyarat untuk melakukan pendaftaran pada aplikasi perizinan. Integrasi aplikasi saat ini dilakukan dengan berbagi data pelaku usaha yang telah valid dari aplikasi sentral ke aplikasi perizinan melalui data service pada saluran point-to-point. Permasalahannya adalah pelaku usaha harus melakukan pendaftaran untuk beberapa data yang sama pada aplikasi berbeda. Selain itu proses validasi di antara aplikasi sentral dengan aplikasi perizinan juga melibatkan langkah yang sama. Proses pendaftaran dan validasi pelaku usaha dapat diintegrasikan untuk mengurangi langkah bagi pelaku usaha maupun validator. Fungsi pendaftaran dan validasi di aplikasi sentral dapat dijadikan service untuk digunakan di aplikasi perizinan sebagai client. Akan tetapi, abstraction level pada aplikasi sentral tidak memungkinkan untuk reusability yang lebih baik. Perlu adanya rancangan arsitektur yang dapat meningkatkan penggunaan kembali komponen untuk dapat digunakan pada aplikasi lain sehingga dapat meningkatkan efisiensi bagi pelaku usaha. Perancangan arsitektur integrasi aplikasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan Service-oriented architecture (SOA) dan dikembangkan dengan metode service-oriented computing architecture modeling method (SOCAM) yang memberikan kemudahan dengan ketersediaan panduan bagi penggunanya. SOA memungkinkan penggunaan kembali komponen perangkat lunak serta dapat saling bertukar informasi (interoperable) melalui antarmuka service. Pada penelitian ini, integrasi aplikasi dengan SOA dilakukan pada studi kasus proses permohonan penerbitan kartu pelaku utama kelautan dan perikanan. Service yang dihasilkan kemudian dimanfaatkan oleh proses bisnis lain untuk membuktikan prinsip SOA yaitu loosely coupled, dan reusable. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode SOCAM, dapat menghasilkan rancangan arsitektur integrasi aplikasi yang dapat meningkatkan reusability. Hasil implementasi arsitektur tersebut menunjukkan coupling factor yang rendah, cohesion factor yang tinggi, complexity factor yang rendah, dan reusability factor yang tinggi. Rancangan arsitektur dapat meningkatkan efisiensi yang ditunjukkan dengan berkurangnya jumlah langkah yang harus dilakukan pelaku usaha dalam melakukan pendaftaran hingga 57 persen, dan berkurangnya jumlah langkah bagi validator dalam melakukan validasi hingga 71 persen. Implementasi arsitektur integrasi aplikasi menunjukkan hasil bahwa waktu eksekusi rata-rata pendaftaran pelaku usaha berkurang hingga 51 persen, sedangkan waktu eksekusi rata-rata validasi pelaku usaha berkurang hingga 71 persen.