digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Fariz Nuansa Kharisma
Terbatas Alice Diniarti
» ITB

BAB 1 Fariz Nuansa Kharisma
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Fariz Nuansa Kharisma
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Fariz Nuansa Kharisma
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Fariz Nuansa Kharisma
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Fariz Nuansa Kharisma
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Fariz Nuansa Kharisma
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Fariz Nuansa Kharisma
PUBLIC Alice Diniarti

Kereta Api Batubara Rangkaian Panjang (KA Babaranjang) merupakan transportasi utama yang digunakan untuk pendistribusian batubara di Sumatera Selatan. Untuk menambah kapasitas angkut, PT KAI berencana menambahkan jumlah gerbong dalam satu rangkaian menjadi 120 gerbong dari sekitar 60 gerbong. Dengan penambahan gerbong tersebut, perlu dilakukan analisis lebih lanjut terkait performansi dinamika dari rangkaian kereta ketika pengereman berlangsung. Sistem pengereman yang digunakan oleh KA Babaranjang adalah rem pneumatik. Kondisi pengereman akan bekerja ketika tekanan udara di pipa utama rem menurun. Penurunan tekanan tersebut dimulai dari lokomotif paling depan. Hal ini menyebabkan ketidakseragaman dalam pengaplikasian pengereman di setiap gerbong dalam rangkaian. Oleh karena itu, terjadilah tumbukan dari gerbong belakang terhadap gerbong depan sehingga gaya yang bekerja pada sambungan antargerbong (gaya kopler) meningkat selama pengereman berlangsung dan ini menambah risiko terjadinya peristiwa keluar-rel. Pada tugas sarjana ini, dilakukan pemodelan dan simulasi pengoperasian KA Babaranjang menggunakan perangkat lunak Universal Mechanism. Model KA yang dibuat adalah rangkaian kereta dengan 4 lokomotif dan 120 gerbong barang. Hasil simulasi dengan kecepatan awal 50 km/jam dan radius tikungan 500 m menunjukkan bahwa posisi gerbong yang mengalami gaya kopler terbesar adalah gerbong ke-66 setelah pengereman dilakukan. Simulasi juga dilakukan dengan memvariasikan parameter input berupa muatan gerbong, mode pengereman, blok rem, jenis kurva, dan kondisi rel. Hasil simulasi menunjukkan parameter gerbong isi, mode pengereman darurat, dan blok rem komposit meningkatkan gaya kopler maksimum. Lalu, parameter gerbong kosong, mode pengereman darurat, blok rem komposit, dan kurva S meningkatkan koefisien keluar-rel maksimum. Simulasi dengan kondisi ketidakteraturan rel menunjukkan pengoperasian kereta pada kurva dengan cant maksimum lebih berbahaya daripada kurva tanpa adanya cant.