
ABSTRAK Istiyati Inayah
PUBLIC yana mulyana 
COVER Istiyati Inayah
PUBLIC yana mulyana 
BAB 1 Istiyati Inayah
PUBLIC yana mulyana 
BAB 2 Istiyati Inayah
PUBLIC yana mulyana 
BAB 3 Istiyati Inayah
PUBLIC yana mulyana 
BAB 4 Istiyati Inayah
PUBLIC yana mulyana 
BAB 5 Istiyati Inayah
PUBLIC yana mulyana 
PUSTAKA Istiyati Inayah
PUBLIC yana mulyana
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang dapat memberikan efek kesehatan jika
dikonsumsi dalam jumlah tepat. Tantangan dalam pengembangan produk probiotik adalah
mempertahankan viabilitas probiotik agar dapat berkolonisasi di usus dan memberikan dampak
kesehatannya. Untuk mempertahankan viabilitas probiotik, maka dalam penelitian ini probiotik
digabungkan dengan sari buah terung belanda sebagai media pembawanya. Sari buah terung
belanda mengandung prebiotik alami yang diduga dapat meningkatkan viabilitas probiotik.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji buah terung belanda sebagai sumber probiotik dan
sumber prebiotik yang dapat dikembangkan sebagai produk sinbiotik.
Untuk mendapatkan produk sinbiotik yang memiliki efek terhadap kesehatan maka dilakukan
3 tahap penelitian. Tahap pertama adalah isolasi Lactobacillus dari buah terung belanda (plant
origin) yang dilanjutkan dengan proses identifikasi dan karakterisasi bakteri terpilih. Tahap
kedua adalah pengembangan produk sinbiotik berupa minuman fermentasi sari buah terung
belanda (FCTB) dan serbuk probiotik sari buah terung belanda (SPTB). Pengembangan produk
diawali dengan determinasi dan analisis buah terung belanda yang akan digunakan, kemudian
penentuan bakteri yang digunakan berdasarkan kemampuan tumbuh pada sari buah terung
belanda. Pada pengembangan produk FCTB ditentukan komposisi bahan baku, lama
fermentasi dan jumlah inokulum yang digunakan. Pada pengembangan produk SPTB
ditentukan jenis enkapsulan yang tepat untuk proses spray drying. Tahap ketiga adalah analisis
produk sinbiotik, meliputi karakteristik fisik, kimia dan mikrobiologi dari produk. Kemudian
viabilitas probiotik selama pemrosesan, penyimpanan dan dalam simulasi sitem pencernaan
dianalisis. Selain itu diuji pula aktivitas antimikroba produk beserta analisis komponen bioaktif
produk dan aktivitas antioksidannya.
Pada penelitian ini berhasil diisolasi Lactobacillus zeae dari buah terung belanda. L. zeae
memenuhi persyaratan sebagai probiotik karena aman (hasil negatif untuk uji hemolisis dan
sensitif terhadap antibiotik), menunjukkan aktivitas antimikroba yang tinggi terhadap
Escherichia coli (diameter zona hambat 8,2±0,18 mm) dan memiliki ketahanan yang tinggi
terhadap lisozim, asam dan garam empedu dengan % survival berturut turut 92,62±3,34,
89,88±2,23 dan 96,76±2,12 %. Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus acidophilus yang
digunakan sebagai pembanding juga memenuhi persyaratan sebagai probiotik.
Buah terung belanda yang digunakan dalam penelitian ini adalah terung belanda varietas
merah-ungu dengan nama latin Solanum betaceum Cav. atau Cyphomandra betacea sesuai
hasil determinasi tanaman buah terung belanda. Buah terung belanda mengandung komponen
yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroba, terutama komponen gula sebagai sumber
karbonnya. Buah terung belanda mengandung kadar gula pereduksi sebesar 2,07±0,01%, kadar
protein 1,75±0,01% dan kadar serat kasar 0,94±0,04%. Selain itu, berdasarkan hasil analisis
Fourier Transform Infra Red (FTIR) terhadap sari buah terung belanda ditemukan komponen
pektin yang dapat berperan sebagai prebiotik.
Pada pengembangan produk sinbiotik digunakan L. plantarum karena memiliki profil
pertumbuhan yang lebih baik dalam sari buah terung belanda dibandingkan dengan L. zeae dan
L. acidophilus serta lebih tahan pada kondisi asam. Pada Produk FCTB teramati adanya
perubahan sifat fisik dan kimia pada sari buah terung belanda selama fermentasi. Warna sari
buah mulai berubah pada jam ke-96 fermentasi. Viskositas sari buah meningkat pada jam ke24 fermentasi. Total fenolik meningkat pada jam ke-96. Sedangkan total antosianin menurun
mulai jam ke-24 fermentasi. Sedangkan aktivitas antioksidan terus menurun selama fermentasi.
Lama fermentasi yang disarankan untuk meminimalkan perubahan sifat fisik dan kimia pada
sari buah terung belanda adalah 24 jam, dengan jumlah inokulum awal 106
-107
sel/mL dan
dengan penambahan sukrosa 2% (9-10 ºBrix). Selama penyimpanan 4 minggu pada suhu
dingin (4ºC), jumlah probiotik dalam FCTB terus mengalami penurunan sebesar 1 log10 setiap
minggunya, namun jumlah probiotik masih memenuhi persyaratan dengan jumlah 3,3×106
sel/mL. Probiotik dalam produk FCTB masih memiliki viabilitas yang baik pada kondisi
simulasi sistem pencernaan dengan % survival terhadap lisozim, asam dan garam empedu
berturut-turut 96,50±0,07, 93,35±1,82 dan 94,21±0,37%. Probiotik dalam produk FCTB masih
menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap Bacillus subtilis, Salmonella enterica sv. Typhi
dan Staphylococcus aureus.
Berdasarkan hasil analisis efisiensi enkapsulasi serta analisis sifat fisik dan kimia serbuk, jenis
enkapsulan yang disarankan untuk pengembangan produk SPTB adalah campuran
maltodekstrin dan inulin. Efisiensi enkapsulasi menggunakan campuran maltodekstrin dan
inulin sebesar 76,18±0,24%. Kadar air SPTB sebesar 3,67±0,24% masih memenuhi
persyaratan. Nilai kelarutan dan higroskopisitas SPTB berturut-turut 74,33±3,68 dan
12±0,82%. Sedangkan untuk flowability dan derajat penggumpalannya belum memenuhi
persyaratan, dengan nilai 96,96±0,96% untuk derajat penggumpalan, 30,99±0,97% untuk nilai
carr’s index dan 1,45±0,02 untuk nilai hausner ratio. Sedangkan warna produk SPTB dengan
enkapsulan maltodekstrin menunjukkan nilai 50,98±0,63 (L*), 18,43±0,25 (a*) dan 2,38±0,15
(b*) pada kisaran warna merah kekuningan. Probiotik dalam produk SPTB selama
penyimpanan 4 minggu pada suhu 25ºC mengalami penurunan total sebesar 1 log10. Jumlah
probiotik pada akhir masa penyimpanan masih memenuhi persyaratan yaitu sebesar 5,3 x 106
sel/gram. Probiotik dalam produk SPTB masih memiliki viabilitas yang baik pada kondisi
simulasi sistem pencernaan dengan % survival terhadap lisozim, asam dan garam empedu
berturut-turut 96,1±0,43, 94,94±0,64 dan 93,11±0,30%. Probiotik dalam produk SPTB masih
menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap B. subtilis, S. enterica sv. Typhi, E. coli, S. aureus
dan Candida albicans.
Kebaruan dari penelitian ini adalah ditemukannya L. zeae pada buah terung belanda. Probiotik
yang dapat digunakan untuk pengembangan produk sinbiotik berbasis nabati tidak selalu
human origin dan tidak selalu autochthonous bacteria. L. plantarum menunjukkan hasil yang
lebih baik dari aspek pertumbuhan dalam sari buah terung belanda. Sari buah terung belanda
dapat digunakan sebagai matriks pembawa probiotik, baik dalam bentuk minuman fermentasi
maupun serbuk probiotik non-fermentasi metode spray drying. Probiotik dalam kedua produk
memiliki viabilitas yang baik dalam simulasi sistem pencernaan dan masih menunjukkan
aktivitas antimikroba. Penelitian ini memberikan sumbangan terhadap pengembangan produk
non-dairy probiotic sebagai alternatif pangan fungsional untuk vegetarian dan penderita
lactoce intolerant.