digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

NURUL SETIADEWI.pdf ]
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Keberadaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berpotensi mengurangi jumlah mikroplastik yang masuk sebagai influen. Konsentrasi mikroplastik di inlet IPAL domestik skala perkotaan berkisar antara 15,45 - 17,1 partikel/liter, sementara pada skala permukiman sebesar 434,67 - 973,33 partikel/liter. Mikroplastik masih ditemukan pada efluen IPAL skala perkotaan dengan rentang konsentrasi sebesar 7,1 - 8,25 partikel/liter, sedangkan pada skala permukiman sebesar 81,67 - 203,67 partikel/liter. Jumlah mikroplastik yang dihasilkan masih berpotensi mencemari lingkungan, sehingga perlu adanya pengolahan lebih lanjut. Meskipun tidak didesain secara utama untuk menyisihkan mikroplastik, Constructed Wetland (CW) memiliki potensi meningkatkan efisiensi penyisihan mikroplastik yang masih terdapat pada air limbah dari efluen IPAL domestik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi penyisihan mikroplastik pada air limbah menggunakan constructed wetland. Penelitian dilakukan pada skala laboratorium dengan menggunakan reaktor horizontal subsurface constructed wetland. Percobaan dilakukan dengan memanfaatkan tanaman Akar Wangi yang diketahui memiliki struktur perakaran yang padat dan kompleks. Variasi penelitian yang diujikan antara lain konsentrasi mikroplastik (80, 120, 200 partikel/liter), media (pasir dan kerikil), dan hydraulic retention time (HRT 1 hari dan 4 hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik tidak terdeteksi pada efluen air hasil olahan pada setiap perlakuan yang diujikan, sehingga efisiensi penyisihan mikroplastik pada air limbah menggunakan horizontal subsurface constructed wetland sebesar 100%. Hal ini mengindikasikan bahwa mikroplastik tertahan di dalam sistem pengolahan constructed wetland. Distribusi mikroplastik yang ditemukan di air limbah secara horizontal menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah mikroplastik dari inlet menuju outlet reaktor. Sistem pengolahan horizontal subsurface constructed wetland dengan variasi penelitian media pasir, tanaman dan HRT 4 hari menunjukkan penyisihan yang lebih baik. Jarak distribusi mikroplastik pada air limbah sampai di 15-20 cm dari inlet dan jumlah mikroplastik yang diperoleh sebesar 16,22%, dengan jenis polimer yang mendominasi adalah polyester (PES). Karakteristik mikroplastik dapat mempengaruhi keberadaannya. Koefisien laju penyisihan mikroplastik (k) ditentukan menggunakan persamaan laju reaksi orde satu. Nilai k yang dihasilkan sebesar 0,115 - 0,161/hari untuk konsentrasi 80 partikel/liter, 0,083 - 0,167/hari untuk konsentrasi 120 partikel/liter, dan 0,128 -0,157/hari untuk konsentrasi 200 partikel/liter. Laju penyisihan mikroplastik lebih tinggi dibandingkan parameter organik dan nutrien. Nilai k yang diperoleh untuk parameter organik COD sebesar 0,034 - 0,085/hari, parameter Total Nitrogen (TN) antara 0,022 - 0,057/hari dan parameter Total Fosfor (TP) antara 0,020 - 0,060/hari.