digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pandemi COVID-19 memunculkan fenomena kaos pada berbagai aspek termasuk ekonomi bagi kewirausahaan pada level global, seperti penurunan permintaan pasar, pembatasan aktivitas distribusi, munculnya regulasi lockdown, hingga kebangkrutan bisnis. Permasalahan yang muncul mengerucut pada wirausaha yang belum memiliki resep yang mampu menjamin untuk bertahan dan tumbuh di masa pandemi COVID-19. Kewirausahaan tidak hanya dituntut untuk menghadirkan inovasi, namun juga membangun manajemen perubahan secara fleksibel. Terpaan fenomena ini menjadi tantangan berat, mengingat peran kewirausahaan adalah krusial sebagai agen dalam membangun inovasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Inovasi dan kewirausahaan yang terinspirasi dari Entrepreneurship Theory of Innovation oleh Schumpeter, telah berevolusi merespon perubahan paradigma ekonomi. Peran sumber daya dan pengetahuan tidak bisa lepas dari wirausaha dalam menciptakan inovasi, sehingga menempatkan Resourse-based View dan Knowledge-based View sebagai sudut pandang studi. Inovasi membutuhkan energi dan ide segar untuk menciptakan terobosan produk dan layanan baru, yang merujuk pada eksistensi wirausaha muda. Wirausaha muda saat ini direpresentasi oleh generasi milenial dimana karakter dan gaya hidupnya melekat dalam evolusi inovasi dan kewirausahaan pada era ekonomi berbasis pengetahuan. Tujuan – Terdapat dua poin tujuan yang dicapai: (1) Membangun formula untuk mempertahankan perusahaan dalam turbulensi bisnis seperti pandemi COVID-19 dan memenangkan persaingan pasar, melalui Kewirausahaan Milenial Inovatif sebagai kebaruan konsep. (2) Mengonfirmasi secara empiris peran Kewirausahaan Milenial Inovatif dalam model bisnis yang mengangkat variabel relevan di masa pandemi, diantaraya Penggunaan Media Sosial untuk Bekerja dan Orientasi Pemasaran Proaktif untuk mendukung Kesiapan untuk Berubah serta dampaknya terhadap Kinerja Bisnis. Methodology – Studi ini memiliki dua fase methodology menggunakan mix method: pertama, untuk kebutuhan studi eksploratori melalui pembangunan konstruk Kewirausahaan Milenial Inovatif dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara pada lima bisnis dengan kepemimpinan milenial. Kedua adalah studi eksplanatori yang melibatkan lima variabel relevan di masa pandemi untuk menguji temuan konstruk Kewirausahaan Milenial Inovatif yang diperoleh di fase pertama, dengan pendekatan kuantitatif melalui structural equation modelling techniques pada 293 bisnis dengan kepemimpinan milenial di Jawa. Temuan – Kewirausahaan Milenial Inovatif diformulasi dari enam dimensi yang mewakili fase kewirausahaan dari hulu ke hilir dengan menekankan karakter milenial pada lini bisnis dan daya dukung lini teknologi, diantaranya market investigation, social-based sensing technology, innovative work climate, technology-based innovation, rareness product creation, dan technology-based cyber marketing. Konstruk Kewirausahaan Milenial Inovatif ini terbukti secara empiris menjadi mediasi antara Penggunaan Media Sosial untuk Bekerja terhadap Kesiapan untuk Berubah. Peran Orientasi Pemasaran Proaktif juga hadir dalam membangun stimulan yang memastikan bahwa inovasi dapat diterima pasar dan terkonversi menjadi Kinerja Bisnis. Studi ini menunjukkan peran strategis Kewirausahaan Milenial Inovatif dalam body of knowledge of Innovative Entrepreneur Theory dan membuktikan secara empiris perannya dalam mempertahankan perusahaan di masa pandemi COVID-19. Originalitas – Originalitas studi ini adalah (1) bangunan konstruk Kewirausahaan Milenial Inovatif. Studi ini mengisi Practical-knowledge Gap dengan menambahkan Kewirausahaan Milenial Inovatif dalam evolusi Innovative Entrepreneur yang berangkat dari Entrepreneurship Theory of Innovation oleh Schumpeter. (2) Konstruk Kewirausahaan Milenial Inovatif dalam model bisnis untuk mewujudkan Kesiapan untuk Berubah dan menciptakan dampaknya pada Kinerja Bisnis. Model yang dikembangkan relevan belum digunakan dalam studi sebelumnya. (3) Kewirausahaan Milenial Inovatif menjadi formulasi yang tepat diimplementasikan terutama ketika mengalami turbulensi bisnis seperti bertahan bahkan tumbuh pada masa pandemi COVID-19. Kata Kunci: Kewirausahaan Milenial Inovatif, Pandemi COVID-19, Orientasi Pemasaran Proaktif, Penggunaan Media Sosial untuk Bekerja, Kesiapan untuk Berubah