COVID-19 dapat memicu terjadinya badai sitokin dan hiperinflamasi sistemik menyebabkan
peningkatan aktivasi koagulasi dan mengakibatkan hiperkoagulasi. Keadaan hiperkoagulasi pada
pasien COVID-19 meningkatkan risiko terjadinya trombosis dan tromboemboli. Antikoagulan
parenteral digunakan sebagai tromboprofilaksis dan terapi trombosis pada pasien COVID-19.
Antikoagulan dihubungkan dengan tingginya persentase masalah terkait obat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antikoagulan parenteral pada pasien terkonfirmasi
COVID-19 dan mengetahui variabel yang mempengaruhi masalah terkait obat antikoagulan
tersebut. Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan pengambilan sampel data rekam medis
pasien yang dirawat inap di ruang pinere pada bulan Maret-Oktober 2021. Analisis masalah terkait
obat (DRP) antikoagulan parenteral menggunakan PCNE 9.1. Hasil penelitian menunjukkan
fondaparinux (53,66%) merupakan antikoagulan parenteral terbanyak yang diberikan. Dari 123
sampel, terdapat 63 subjek mengalami masalah terkait obat dan 60 subjek tidak mengalami
masalah terkait obat. Interaksi obat 48 kasus (51,61%) dan regimen terlalu sering 22 kasus
(23,66%) merupakan penyebab masalah terkait obat terbanyak. Terdapat 6 kasus mengalami
perdarahan dan 7 kasus suspek heparin-induced thrombocytopenia. Chi-square digunakan untuk
menganalisis hubungan antara potensi masalah terkait obat dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
Jenis rawat inap (Intensive Care Unit atau ICU dan non-ICU) menunjukkan hubungan bermakna
secara statistika terhadap kejadian DRP (p<0,05). Berdasarkan analisis bivariat dan multivariat,
jenis rawat inap merupakan variabel yang menunjukkan hubungan bermakna terhadap kejadian
masalah terkait obat antikoagulan (p<0,05). Nilai OR (odds ratio) yaitu 4,630 dengan confidence
interval 1,224-17,513. Dari penelitian ini, sebagian pasien COVID-19 yang menggunakan
antikoagulan mengalami kejadian masalah terkait obat. Pasien yang dirawat inap ICU berisiko
mengalami kejadian DRP sebesar 4,6 kali dibandingkan pasien yang dirawat inap non-ICU.