digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Reza Setiadi Shihran
PUBLIC Alice Diniarti

Penurunan muka tanah menjadi salah satu masalah yang sering ditemui di kota – kota besar yang ada di Indonesia, salah satunya di wilayah Cekungan Bandung. Pemantauan kontinu penurunan muka tanah sudah umum dilakukan menggunakan GNSS (Global Navigation Satellite System) tipe geodetik (Awange, 2018). Harga receiver geodetik yang mahal menjadi salah satu kendala dalam membangun banyaknya stasiun pemantauan kontinu penurunan muka tanah. Low-cost GPS (Global Positioning System) menjadi alternatif lain dalam survei GNSS. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penggunaan low-cost GPS dengan membandingkan metode jaring dan radial dalam pemantauan penurunan muka tanah di Cekungan Bandung. Hasil pengamatan dengan low-cost GPS OEM (Original Equipment Manufacturer) dengan Chip-GNSS U-Blox tipe M8T yang dirakit sendiri menggunakan antena mircostrip pada rentang waktu pengamatan dari bulan Maret 2021 hingga November 2021. Hasil pengukuran pemantauan laju penurunan muka tanah di lima titik stasiun pemantauan memberikan hasil yang beragam berkisar dari 9.8 cm/tahun hingga 16 cm/tahun dengan metode jaring sedangkan dengan metode radial penurunan muka tanah berkisar 11cm/tahun hingga 15.6 cm/tahun. Solusi pengamatan metode radial dilakukan pengamatan selama 24 jam sedangkan solusi pengamatan metode jaring dilakukan dalam 2 sesi, dengan setiap sesi pengamatan dilakukan pengamatan selama 24 jam. Nilai standar deviasi hasil pengukuran pada komponen northing adalah 7 mm, komponen easting adalah 3 mm, dan standar deviasi pengamatan komponen vertikal adalah 1 cm. Dengan data pengamatan yang panjang (Maret hingga November 2021) dan baseline pengamatan yang kurang dari 6 km low-cost GPS dapat digunakan sebagai alternatif solusi dalam pemantauan penurunan muka tanah.