digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Maria Utami Manullang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Maria Utami Manullang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3A Maria Utami Manullang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3B Maria Utami Manullang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Maria Utami Manullang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Maria Utami Manullang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Maria Utami Manullang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Maria Utami Manullang
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan serta menjadi negara kedua dengan garis pantai terpanjang menjadi hal yang sangat menguntungkan karena 40% dari perdagangan dunia melewati perairan Indonesia. Namun perkembangan sektor maritim nasional masih sangat terbatas, khususnya di wilayah Timur Indonesia. Saat ini, transportasi angkutan laut domestik masih terpusat melayani wilayah yang memiliki aktivitas ekonomi tinggi yaitu di wilayah Barat Indonesia. Pengoptimalan sektor maritim dapat dilakukan dengan pembangunan infastruktur yang memadai diakomodasi dengan terbosan “tol laut” oleh pemerintah. Salah satu tol laut yang dicanangkan adalah Pelabuhan Makassar, yang juga diharapkan untuk menjadi Pelabuhan Hub di wilayah Timur namun kondisinya belum cukup memadai. Pengembangan Pelabuhan Makassar menjadi solusi yang tepat, karena Pelabuhan Makassar merupakan salah satu pintu gerbang di Indonesia dan menjadi pusat kolektor dan distributor barang ke Kawasan Timur Indonesia. Dengan berfokus pada desain Terminal Peti Kemas Makassar New Port sebagai bagian dari Pengembangan Pelabuhan Makassar, tugas akhir ini akan memberikan alternatif output yang mampu memenuhi kebutuhan logistik dengan menerapkan pendekatan desain dimulai dengan memaksimalkan kapasitas dermaga berdasarkan tata letak dan kedalaman perairan yang dimiliki. Pemilihan alat yang efisien dalam proses desain akan mempengaruhi pola operasi pada terminal peti kemas. Setelah menghitung kapasitas dermaga, pendekatan selanjutnya dilakukan untuk menentukan alat handling serta orientasi blok penumpukan yang paling efektif untuk dapat mengakomodasi arus peti kemas di dermaga. Pendekatan desain ini berakhir pada perhitungan kapasitas lapangan penumpukan dan jumlah alat transportasi horizontal yang dibutukan untuk kegiatan operasional pada terminal peti kemas. Metode perhitungan pada tugas akhir ini menghasilkan output berupa kapasitas terminal peti kemas sebesar 1.421.509 TEUs per tahun.