digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Suchi Rahmadani
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Suchi Rahmadani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Suchi Rahmadani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Suchi Rahmadani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Suchi Rahmadani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Suchi Rahmadani
PUBLIC Alice Diniarti

Kepulauan Mentawai merupakan gugusan pulau yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatera dan berada pada batas konvergen lempeng Indo-Australia yang mensubduksi lempeng Eurasia. Pergerakan lempeng tersebut memicu terjadinya gempa bumi yang dapat menimbulkan deformasi permukaan. Deformasi permukaan dapat diamati dengan melakukan pengamatan Global Positioning System (GPS). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik fenomena deformasi yang terjadi di Kepulauan Mentawai dan sekitarnya berdasarkan pengolahan data Sumatran GPS Array (SuGAr) dan Indonesia Continuously Operating Reference Station (InaCORS) tahun 2012-2015. Data tersebut diolah menggunakan perangkat lunak GPS Analyze at Massachusetts Institute of Technology (GAMIT) dan Global Kalman Filter (GLOBK) untuk memperoleh koordinat harian dari setiap stasiun pengamatan. Kemudian koordinat harian digunakan untuk menghitung kecepatan dan regangan di setiap stasiun pengamatan. Dari hasil penelitian ini diperoleh variasi kecepatan horizontal terhadap Sundaland Block dengan nilai minimum sebesar 5.02±0.23 mm/tahun di stasiun CBKT dan nilai maksimum sebesar 45.4±0.14 mm/tahun di stasiun BTET, dengan arah pergerakan ke arah utara-timur laut di bagian utara Kepulauan Mentawai dan ke arah barat-barat daya di bagian selatan. Hasil proyeksi vektor kecepatan horizontal terhadap Palung Sunda juga memperlihatkan 15 stasiun di bagian utara Kepulauan Mentawai bergerak menjauhi palung, dan 9 stasiun di bagian selatan bergerak mendekati palung. Selain itu, dari analisis regangan diperoleh hasil bahwa bagian utara Kepulauan Mentawai didominasi oleh fenomena shortening karena adanya efek interseismic, dan di bagian selatan didominasi oleh fenomena ekstensi karena adanya efek post-seismic dari Gempa Mentawai 2010 M7.7. Rentang nilai shortening dan ekstensi berturut-turut adalah -0.412 hingga -0.006 ?strain dan 0.002 hingga 1.218 ?strain. Hasil proyeksi vektor kecepatan serta perhitungan regangan, memperjelas bahwa daerah Kepulauan Mentawai terbagi atas dua zona yang didominasi oleh dua fase seismik yang berbeda.