Banjir merupakan fenomena alam terjadi di suatu kawasan yang dialiri oleh aliran sungai. Banjir dapat didefinisikan sebagai hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut. Sungai Tuntang berada pada Daerah Aliran Sungai Tuntang yang termasuk dalam Wilayah Sungai Strategis Nasional Republik Indonesia. Secara geografis Daerah Aliran Sungai Tuntang terletak pada 10° 15' 50" BT - 110° 33' 20" BT dan 06° 51' 25" LS - 07° 26' 40" LS dengan panjang sungai utama 108,8 km dengan Luas Daerah Aliran Sungai Tuntang sebesar 1038,9 km2. Daerah Aliran Sungai Tuntang secara administrasi melalui 4 kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Daerah hulu berada pada Kabupaten Semarang, daerah tengah berada pada Kota Salatiga dan Kabupaten Grobogan dan daerah hilirnya berada pada Kabupaten Demak yang bermuara di Laut Jawa. Pemanfaatan Sungai Tuntang antara lain untuk Irigasi dan PLTA. Bangunan pengairan telah terdapat di Sungai Tuntang, antara lain Bendung Glapan, tanggul banjir, dan pelindung tebing. Selain bangunan pengairan terdapat juga bangunan jembatan jalan raya dan jembatan kereta api. Selain mempunyai potensi pemanfaatan sumber daya air, Sungai Tuntang juga memiliki daya rusak air seperti banjir dan kerusakan tebing sungai, sehingga mempengaruhi morfologi sungai di sepanjang sungai tersebut. Karakteristik hidrolik sungai dapat dikaji dengan menganalisis pola aliran sungai dengan metode analisis unsteady flow dan quasy unsteady flow dengan menggunakan pernangkat lunak HEC-RAS yang menggunakan debit banjir rencana dan debit harian sesuai dengan hasil kajian hidrologi. Selanjutnya dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini berupa saran dan rekomendasi teknis terkait dengan upaya struktural berupa normalisasi dan peninggian tanggul sungai maupun upaya non struktural di Sungai Tuntang dalam pengendalian banjir.
Perpustakaan Digital ITB