digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fanny Aliza Savitri
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Fanny Aliza Savitri
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Fanny Aliza Savitri
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Fanny Aliza Savitri
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Fanny Aliza Savitri
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Fanny Aliza Savitri
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Fanny Aliza Savitri
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 6 Fanny Aliza Savitri
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Fanny Aliza Savitri
PUBLIC Alice Diniarti

Sungai Bangga merupakan salah satu anak sungai Palu yang berada pada daerah pegunungan/ hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Palu dengan luas sebesar 74.825 km2 dan mempunyai panjang sungai 16.970 km. Sungai Bangga menjadi sumber untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari termasuk lahan pertanian dan perkebunan. Kejadian banjir sering terjadi pada setiap tahunnya dikarenakan jumlah sedimen yang menumpuk karena longsoran material dari hulu Sungai Bangga. Selain itu, faktor yang menjadi pemicu adanya longsoran tebing-tebing sungai adalah bencana gempa bumi Palu yang diimbangi dengan turunnya curah hujan dengan durasi 6 jam sehingga mengakibatkan aliran sungai meluap dan terjadi banjir di daerah hilir Sungai Bangga mencapai ketinggian banjir 3 m. Hal ini menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi masyarakat Desa Bangga baik dari segi permukiman, perkantoran, sarana dan prasarana. Oleh karena itu untuk mencegah kondisi di masa mendatang, salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah pembangunan pengendali sedimen melalui bangunan sabo dam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh adanya bangunan sabo dam pada Sungai Bangga dalam mengurangi resiko banjir dan reduksi total sedimen. Analisis dan pemodelan dilakukan menjadi dua kondisi yaitu sebelum dan sesudah adanya bangunan sabo dam dengan debit banjir rancangan kala ulang 100 tahun dan debit harian lapangan selama 4 tahun menggunakan perangkat lunak HEC-RAS dengan pemodelan 1D yang bertujuan untuk mensimulasikan pola aliran, sediment transport sebelum dan sesudah adanya bangunan pengendali sedimen/ bangunan sabo dam. Hasil simulasi yang didapat menggunakan HEC-RAS, menunjukkan bahwa sebelum adanya bangunan sabo, tinggi limpasan pada salah satu segmen adalah 2,1 m dan setelah ada bangunan sabo menjadi tidak melimpas. Sedangkan total sedimen yang ada pada kondisi eksisting pada daerah hilir sebagai contoh di Sta 2 sebesar 409709 ton/ 4 th dan setelah ada bangunan sabo berkurang menjadi 108194 ton/ 4 th dan 76383 ton/ 4 th. Sehingga dengan adanya bangunan sabo dam dapat mereduksi tinggi limpasan sebesar 100% dan mereduksi total sedimen sebesar 81% dan 74%. Oleh sebab itu, bangunan sabo selain dapat digunakan untuk menahan sedimen juga dapat mengurangi banjir.