digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Arif Efendi
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Arif Efendi
PUBLIC Latifa Noor

COVER Arif Efendi
EMBARGO  2025-03-07 

BAB1 Arif Efendi
EMBARGO  2025-03-07 

BAB2 Arif Efendi
EMBARGO  2025-03-07 

BAB3 Arif Efendi
EMBARGO  2025-03-07 

BAB4 Arif Efendi
EMBARGO  2025-03-07 

BAB5 Arif Efendi
EMBARGO  2025-03-07 

Zeolit merupakan material kristalin aluminosilikat yang terhubung secara tetrahedral dan mempunyai mikropori berukuran di bawah 2 nm. Dalam katalisis, masalah difusi sering terjadi pada material mikropori karena ukuran porinya yang relatif kecil dapat mengakibatkan penyumbatan pori oleh reaktan yang berujung pada deaktivasi katalis, maka perlu dibentuk pori tambahan yang berukuran lebih besar, sebagai contoh mesopori yang berukuran 2-50 nm. Pembentukan mesopori dengan surfaktan pascasintesis sudah banyak dilakukan pada berbagai jenis zeolit, namun sejauh ini metode hanya diterapkan untuk untuk zeolit dengan kategori pori tengah (10 MR) dan besar (12 MR). Pada penelitian ini, penambahan surfaktan kationik, Heksadesiltrimetilamonium bromida (HDTMABr) dipelajari pascasintesis zeolit dengan kategori pori kecil, sebagai contoh CHA (8 MR). Zeolit CHA yang dihasilkan memiliki mesoporitas yang tinggi namun kristalinitasnya menurun dua kali lipat dibandingkan tanpa penambahan surfaktan, dan volume mikropori menurun drastis karena banyak struktur yang rusak. Penambahan surfaktan pada saat transformasi FAU menjadi CHA dipelajari karena dapat berpotensi membentuk pori tambahan tanpa mengurangi kristalinitasnya. Penambahan surfaktan dilakukan sebelum pembentukan CHA melalui perlakuan hidrotermal pada 170 °C selama 40 jam. Pada kesempatan ini pengaruh aging pada suhu kamar selama 24 jam diteliti dimana aging dapat membantu nukleasi zeolit sehingga molekul surfaktan dapat terorganisir membentuk templat mesopori yang homogen. Sebelum penambahan surfaktan, optimasi dilakukan dengan variasi sumber FAU (Si/Al = 3,4 dan 20), dengan penambahan benih CHA dan rasio TMAdaOH/SiO2. Rasio Si/Al berperan cukup penting dalam pembentukan CHA dari FAU. Dalam hal ini, CHA dapat terbentuk dari FAU dengan rasio Si/Al yang tinggi, yaitu Si/Al = 20. Pola XRD menunjukkan bahwa transformasi antarzeolit dapat dilakukan tanpa penambahan benih namun harus diikuti dengan penambahan TMAdaOH. Peningkatan rasio TMAdaOH/SiO2 dari 0,05 ke 0,1 menghasilkan kristalinitas CHA yang lebih tinggi dan citra SEM menunjukkan ukuran partikel yang lebih kecil (~150 - 400 nm). Pembentukan mesopori pada zeolit CHA dapat dilakukan dengan penambahan surfaktan kationik yaitu Heksadesiltrimetilamonium Bromida (HDTMABr). Kristalinitas mesopori CHA dapat dipertahankan jika HDTMABr ditambahkan sebelum perlakuan hidrotermal transformasi antarzeolit. Perhitungan faktor hierarki (HF) digunakan sebagai parameter untuk menentukan derajat mesopori di dalam zeolit. Nilai faktor hirarki untuk zeolit CHA dengan mesopori di saat kristalinitas tinggi didapatkan sebesar 0,062. Gambar TEM menunjukkan terdapat cekungan pada kristal zeolit yang mengakomodasi bagian mesopori, dengan ukuran distribusi diameter rata-rata 2-5 nm, namun volume mikroporinya tidak jauh berbeda dibandingkan tanpa penambahan surfaktan, hal ini juga didukung oleh data XRD dengan nilai kristalinitas yang tinggi. Hal ini menandakan bahwa fasa zeolit dipertahankan jika penambahan surfaktan dilakukan dengan metode transformasi antarzeolit. Adapun nilai faktor hirarki dapat ditingkatkan menjadi 0,099 dengan penambahan surfaktan HDTMABr pascasintesis zeolit CHA namun kristalinitasnya menurun. Hal ini didukung oleh gambar TEM yang menunjukkan gambaran amorf yang melingkupi bagian mikropori pada zeolit, dengan distribusi ukuran diameter mesopori sekitar 3 nm. Hal ini menjelaskan bahwa pengaruh HDTMABr adalah besar terhadap kerusakan kerangka zeolit CHA. Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa penambahan surfaktan menjadi signifikan dalam membentuk mesopori pada zeolit CHA yang memiliki klasifikasi pori yang kecil. Penambahan surfaktan pada saat transformasi antarzeolit FAU ke CHA adalah solusi untuk menghasilkan zeolit mesopori dengan kristalinitas yang tinggi.