digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Astri Nugraheni
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Astri Nugraheni
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Astri Nugraheni
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Astri Nugraheni
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Astri Nugraheni
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Astri Nugraheni
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Astri Nugraheni
PUBLIC Yoninur Almira


Jakarta merupakan salah satu kota yang memiliki sejarah perkembangan lahan dan kerawanan banjir yang tinggi. Penelitian ini membahas tentang Manajemen Risiko Banjir (FRM) dan hubungannya dengan perencanaan penyediaan ruang terbuka hijau dalam mendukung ketahanan banjir di Jakarta. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap analisis. Tahap pertama adalah mengidentifikasi bagaimana strategi FRM disusun dengan menganalisis secara komparatif dokumen pemerintahan Jakarta menggunakan kerangka Socio-Ecological-Technology System (SETS) yang terintegrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa FRM dalam dokumen pemerintahan Jakarta tidak hanya memprioritaskan pembangunan infrastruktur keras seperti tanggul dan kanal untuk mengurangi risiko banjir, tetapi juga mengusulkan elemen sosialekologis dalam SETS, termasuk partisipasi dan kolaborasi publik, konservasi dataran banjir, sebagai respon untuk membuat kota lebih tangguh atau transformatif untuk mengantisipasi banjir di masa depan. Tahap kedua adalah mengidentifikasi keterpaduan perencanaan penyediaan RTH dalam mendukung ketahanan banjir berdasarkan analisis SETS FRM sebelumnya. Temuan ini mengakui integrasi antara perencanaan ruang hijau dan FRM dalam dokumen pemerintahan Jakarta, yang ditunjukkan oleh 41% dari strategi FRM termasuk tindakan penyediaan ruang hijau. Penataan ruang terbuka hijau termasuk dalam strategi sosioekologis, bahkan teknologi dengan tingkat fungsi untuk mendukung ketahanan banjir di Jakarta. Tahap ketiga, evaluasi RTH untuk implementasi ketahanan banjir berdasarkan review rata-rata dari 13 persepsi pemangku kepentingan DKI Jakarta terhadap aspek jasa ekosistem dan tata kelola RTH. Beberapa tantangan yang teridentifikasi terkait dengan kurangnya regulasi teknis, dan transparansi. Studi ini diakhiri dengan rekomendasi untuk meningkatkan peran infrastruktur hijau sebagai alternatif untuk meningkatkan ketahanan banjir perkotaan.