digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Anggie Sahira Mudyanti
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Anggie Sahira Mudyanti
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Anggie Sahira Mudyanti
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Anggie Sahira Mudyanti
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Anggie Sahira Mudyanti
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Anggie Sahira Mudyanti
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Anggie Sahira Mudyanti
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Anggie Sahira Mudyanti
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Aktivitas penambangan dengan metode tambang terbuka akan menyebabkan material terpapar ke permukaan. Pada tambang emas dengan tipe endapan emas epitermal biasanya berasosiasi dengan mineral sulfida berupa pirit, arsenopirit, galena, spalerit dan kalkopirit. Apabila mineral-mineral sulfida tersebut terpapar ke permukaan dapat menimbulkan air asam tambang pada saat bereaksi dengan oksigen dan air. Batuan pada daerah endapan epitermal diklasifikasikan berdasarkan jenis alterasinya. Oleh karena itu perlu melakukan suatu karakterisasi geokimia mengenai korelasi antara jenis alterasi batuan dengan potensi pembentukan air asam tambang. Dua puluh empat sampel yang berasal dari tipe endapan epitermal sulfida tinggi dari dua batch yang berbeda digunakan dalam karakterisasi geokimia penelitian ini, meliputi rangkaian pengujian skala laboratorium yang terdiri dari uji mineralogi dan unsur, uji statik dan uji kinetik, serta dilakukan pengujian sifat fisik terhadap air lindian hasil uji kinetik. Uji mineralogi dan unsur terdiri dari uji XRD dan XRF, uji statik terdiri dari NAG pH, pH pasta, ANC, dan total sulfur yang hasilnya dikonfirmasi oleh uji kinetik menggunakan parameter pH dan TDS air lindian. Dari hasil uji statik dan uji kinetik maka diperoleh klasifikasi geokimia final. Klasifikasi geokimia final pada setiap alterasi akan memperlihatkan sifat batuan pada masing-masing alterasi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa klasifikasi berdasarkan alterasi dapat digunakan untuk alterasi silica dan advanced argillic saja sedangkan untuk alterasi argillic dan chloritic perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi potensi pembentukan air asam tambangnya.