digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian dilakukan untuk menganalisa efek anti kerut dari hidrolisat membran cangkang telur (MCT). Hidrolisa enzimatik dengan papain yang dikombinasikan natrium sulfit dipilih sebagai metoda untuk memperoleh hidrolisat. Optimasi dosis enzim papain dan konsentrasi natrium sulfit dilakukan dengan membandingkan derajat hidrolisa larutan yang dihasilkan. Hasil optimasi menunjukkan dosis papain 60U/mg dan konsentrasi natrium sulfit 30mM menghasilkan derajat hidrolisa tertinggi dari masing-masing hidrolisat. Hidrolisat MCT ayam mengandung protein total 71,41+2,13mg/g dengan derajat hidrolisa 35,08%, dan hidrolisat MCT itik Manila mengandung 80,18+1,47mg/g protein total dengan 26,0% derajat hidrolisa. Hasil uji in vitro inhibisi enzim kolagenase menunjukkan hidrolisat MCT itik menginhibisi mulai dari 27,5% sampai 79,35% kolagen dan hidrolisat MCT ayam mulai dari 23,3% sampai 74,64%, dan lebih tinggi dibandingkan inhibisi dari pembanding Epigallocatechin-3-Gallate mulai dari 38±0,3% sampai dengan 50,20±0,14%. Uji klinik eksperimental untuk mengetahui efektifitasi anti kerut dari masing-masing hidrolisat MCT ayam dan itik yang diformulasikan dalam bentuk gel. Kelompok uji terdiri dari kelompok plasebo, pembanding, gel hidrolisat MCT ayam dan gel hidrolisat MCT itik. Masing-masing gel menunjukkan efek meningkatkan hidrasi kulit, elastisitas dan penurunan derajat kerutan yang signifikan (p< 0.05) dibandingkan dengan plasebo. Gel I, yang diformulasi dari 25% hidrolisat MCT itik menunjukkan perbaikan kondisi kulit yang signifikan dibandingkan gel pembanding (HA 1%) dan gel A (25% hidrolisat MCT ayam), perbedaan tersebut berbanding lurus dengan kandungan zat aktif asam hialuronat dalam sediaan gel, yaitu, gel pembanding diformulasi dari 0,99% HA, gel A (hidrolisat MCT ayam) memiliki 1,12 +0,51% HA, dan gel I (hidrolisat MCT itik) memiliki 1,54 +0,21% HA.