digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Afina Fitria Wati
PUBLIC yana mulyana

COVER Afina Fitria Wati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Afina Fitria Wati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Afina Fitria Wati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Afina Fitria Wati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Afina Fitria Wati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Afina Fitria Wati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Afina Fitria Wati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Afina Fitria Wati
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Penggunaan antibiotik yang luas dan tidak sesuai menyebabkan munculnya fenotipe mikroba yang resisten terhadap antibiotik. Oleh karena itu, banyak upaya dilakukan untuk menemukan kelas baru senyawa antimikroba. Diantaranya adalah pengembangan nanopartikel. Diketahui nanopartikel perak memiliki aktivitas antimikroba yang baik dengan mekanisme yang berbeda dengan antibiotic. Oleh karena itu dilakukan sintesis nanopartikel perak menggunakan pendekatan sintesis hijau (green synthesis) dikarenakan memiliki banyak keuntungan yaitu sederhana, hemat biaya, ramah lingkungan, mudah untuk ditingkatkan ke produksi massal, dan aman untuk aplikasi terapeutik karena biokompatibel. Nanopartikel perak disintesis menggunakan ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricensis L.) sebagai reduktor sekaligus capping agent dengan metode iradiasi microwave. Percobaan dan kajian literature dilakukan untuk menentukan kondisi optimum sintesis nanopartikel perak dari ekstrak kulit buah naga, menentukan karakteristik (ukuran dan struktur) nanopartikel perak yang terbentuk dari biosintesis menggunakan ekstrak kulit buah naga, dan menentukan aktivitas antimikroba dan antijamur nanopartikel perak yang terbentuk dari biosintesis terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Mycobacterium smegmatis, dan jamur Candida albicans, Aspergillus niger. Sintesis dilakukan menggunakan larutan AgNO3 konsentrasi 8 Mm dengan perbandingan volume larutan AgNO3 : volume larutan ekstrak adalah 3 : 4 menggunakan daya sebesar 50 P selama 150 detik pada pH 8. Nanopartikel kemudian dikarakterisasi menggunakan spektrofkopi UV-Vis, Particle Size Analizer (PSA), Fourier Transform Infrared Spectroscope (FTIR), Scanning Electron Microscope (SEM), Transmission Electron Microscopes (TEM), dan X-Ray Diffraction (XRD). Analisis spektroskopi UV-vis menunjukan SPR pada 420 nm. PSA menunjukan diameter nanopartikel sebesar 83,9 dengan indeks polidispesitas sebesar 0,37. FTIR memperlihatkan gugus fungsional yang terlibat dalam sintesis nanopartikel, diantaranya gugus fungsi fenol, asam karboksilat, alkana, alkena, dan karbonil. SEM dan TEM menunjukan partikel berbentuk bulat. XRD menunjukan fase kristal nanopartikel yang terbentuk merupakan face-centered cubic (FCC). Diuji aktivitas antimikroba nanopartikel perak pada bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Mycobacterium smegmatis, dan jamur Candida albicans, Aspergillus niger. Aktivitas antimikroba nanopartikel perak lebih kuat pada bakteri dibandingkan jamur.