Indonesia merupakan negara agraris, yang memiliki lahan yang sangat luas, dan sumber
daya alam yang melimpah, baik dari daratan maupun perairannya. Tenaga kerja di
Indonesia juga masih didominasi petani dengan jumlah yang banyak. Tanaman pangan
menjadi fokus bagi pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Berbagai usaha
telah dilakukan pemerintah untuk mendukung perkembangan di bidang pertanian. Salah
satunya yaitu pemberian subsidi pupuk untuk para petani.
Pemerintah menggunakan Kartu Tani, sebuah solusi untuk melakukan transaksi pupuk
bersubsidi secara digital. Kartu tersebut dapat mencatat berapa banyak kuota pupuk yang
dapat dibeli oleh petani.
Namun pada pelaksanaannya di lapangan penggunaan kartu tani masih belum optimal,
terdapat masalah seperti distribusi, kesalahan data, dan juga penggunaan yang tidak sesuai
dengan tujuannya. Untuk mengatasi hal tersebut, akan dibuat sistem untuk pencatatan
pupuk bersubsidi yang menggunakan teknologi blockchain.
Teknologi blockchain memiliki karakteristik decentralized, dan immutability yang dapat
membantu untuk mengembangkan suatu aplikasi yang menjaga integritas dan transparansi
dari data.
Sistem terdiri dari 3 buah komponen, yaitu backend, frontend, dan juga jaringan
blockchain. Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi pencatatan transaksi pupuk
bersubsidi berbasis blockchain dengan menggunakan framework Hyperledger Fabric.
Berdasarkan hasil pengujian, sistem yang dibuat telah