13519131_Hera Shafira.pdf
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Penyaluran dana Bantuan Sosial Tunai (BST) di Indonesia masih diwarnai dengan berbagai permasalahan, seperti tindak pidana korupsi hingga keterlambatan penyaluran dana bantuan sosial. Di sisi lain, Bank Indonesia juga tengah mengembangkan Central Bank Digital Currency (CBDC) yang akan dibangun dengan menggunakan blockchain. Oleh karena itu, digitalisasi proses penyaluran BST dengan menggunakan smart contract pada blockchain adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi permasalahan yang ada dalam proses penyaluran BST. Berdasarkan analisis yang dilakukan, platform blockchain yang dipilih untuk melakukan proses digitalisasi penyaluran BST adalah Hyperledger Iroha. Pemilihan Hyperledger Iroha dilakukan karena Hyperledger Iroha merupakan sebuah permissioned dan private blockchain yang juga bersifat mobile friendly. Dalam sistem penyaluran dana pada blockchain, sebuah program bantuan sosial akan diabstraksikan sebagai sebuah smart contract. Kemudian, pengguna pada sistem dapat berinteraksi dengan smart contract melalui aplikasi client. Terdapat tiga aplikasi client pada sistem, yaitu mobile application Keluarga Penerima Manfaat (KPM), web application penyalur bantuan sosial, dan web application pemverifikasi identitas. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan bahwa, dengan konfigurasi blockchain pada tugas akhir ini, jaringan blockchain memiliki throughput sekitar 20 transactions/s.