digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Nima Rohmalia [23521079].pdf
PUBLIC Dessy Rondang Monaomi

Mata uang adalah nilai alat tukar ditetapkan sebagai alat pembayaran yang sah di suatu negara. Perkembangan digitalisasi membuat masyarakat terbiasa melakukan transaksi secara digital dengan menyimpan uang fisik dalam rekening bank dan dompet digital. Hal ini membuat lembaga bank dan lembaga non-bank berlomba- lomba mengeluarkan sistem pembayaran, seperti kartu debit, dompet digital, dan uang digital. Penggunaan uang tunai menurun secara signifikan dan dapat mengakibatkan tantangan dalam mengelola sistem pembayaran dan kebijakan. Bank sentral sulit dalam monitoring karena penyimpanan data terpisah dan tidak dalam satu sistem. Kemudian, munculnya mata uang virtual yang memiliki risiko tinggi karena tidak ada administrator resmi yang mengawasi. Hal ini memengaruhi stabilitas sistem keuangan dan merugikan masyarakat. Bank Sentral berencana memperkenalkan sistem mata uang digital baru yang disebut Central Bank Digital Currency (CBDC). CBDC adalah mata uang digital yang digunakan untuk memfasilitasi pembayaran digital dan mengurangi risiko penggunaan uang virtual tidak resmi. Penelitian ini berfokus pada perancangan model CBDC retail yang digunakan oleh masyarakat untuk melakukan transaksi yang memanfaatkan teknologi blockchain dengan platform Hyperledger Fabric. Penelitian ini mengusulkan model bisnis dan arsitektur jaringan blockchain. Penerapan CBDC retail dengan Hyperledger Fabric menjawab tantangan di era digitalisasi yang memiliki tingkat privasi tinggi dan keamanan data. Bank sentral dapat melakukan monitoring peredaran uang dan memegang langsung akses sistem pembayaran CBDC.