ABSTRAK Michaella Yosephine
PUBLIC Alice Diniarti
COVER Michaella Yosephine
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Michaella Yosephine
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Michaella Yosephine
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Michaella Yosephine
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Michaella Yosephine
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Michaella Yosephine
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Michaella Yosephine
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Diabetes mellitus (DM) tipe 2 adalah penyakit yang diakibatkan resistansi tubuh
terhadap insulin. Penyakit ini mengakibatkan kondisi hiperglikemia (tingginya gula
darah) yang dapat berujung kepada kerusakan organ. Terdapat berbagai jenis
pengobatan DM tipe 2, salah satunya secara oral. Metode tersebut terdiri dari enam
kelas: biguanide, sulfonilurea, glinide, thiazolidinedione, inhibitor dipeptidyl
peptidase IV, dan inhibitor alfa-glukosidase. Meskipun telah ditemukan berbagai
obat oral, efektivitas masing-masing obat bergantung pada pasien yang
menggunakan obat tersebut. Maka, alternatif obat yang sudah dipasarkan masih
dibutuhkan. Salah satu kelompok senyawa yang banyak diteliti sifat antidiabetesnya
adalah xanthone sebagai kandidat inhibitor alfa-glukosidase dan alfaamilase,
dua enzim yang berperan dalam metabolisme karbohidrat kompleks.
Penghambatan kedua enzim tersebut mengurangi penguraian karbohidrat menjadi
glukosa, sehingga menghambat peningkatan konsentrasi glukosa darah. 515
struktur tiga dimensi dan SMILES senyawa xanthone dikumpulkan dari Pubchem
atau dikonstruksi menggunakan Avogadro. Ligan diberikan medan gaya
CHARMM dan muatan parsial MMFF94, kemudian ditambatkan terhadap struktur
tiga dimensi enzim alfa-glukosidase (Kode PDB: 2QMJ) dan alfa-amilase (Kode
PDB: 1XD0) menggunakan PyRx. Struktur SMILES digunakan untuk melakukan
estimasi toksisitas (oral rat LD50) dan prediksi sifat fisikokimia (ADME).
Senyawa xanthone yang memiliki afinitas lebih tinggi atau sama dengan persentil
ke-10 serta memiliki oral rat LD50 lebih dari 500 mg/kg diperiksa interaksinya
dengan protein targetnya. Secara total, terdapat tiga puluh satu (31) ligan unik yang memenuhi batasan tersebut. Dari 31 senyawa xanthone, sepuluh merupakan
xanthone terglikolasi, dua merupakan xanthonolignoid, sementara sembilan belas
merupakan xanthone terprenilasi. Baik ligan uji maupun kontrol menempati daerah
situs aktif protein, sehingga seluruh ligan memiliki interaksi pada setidaknya satu
asam amino pada situs aktif dan satu asam amino yang sama dengan ligan kontrol.
Residu-residu yang ditemukan berinteraksi dengan seluruh ligan adalah Asp542
dan Phe575 pada protein 2QMJ dan His201 dan Glu233 pada protein 1XD0. Tiga
xanthone terbaik dipilih berdasarkan banyak interaksi dengan residu pada situs aktif
dan residu yang berinteraksi dengan kontrol. Tiga ligan terbaik sebagai inhibitor
2QMJ adalah L140 (3,4,5,8-Tetrahydroxy-1,2-diisoprenylxanthone), L449
(Polygalaxanthone V), dan L451 (Polygalaxanthone VII), sementara tiga ligan
terbaik sebagai inhibitor 1XD0 adalah L115 (1-O-primeverosyl-3,8-dihydroxy-5-
methoxyxanthone), L316 (Garcimangosone C), dan L393 (Mangostinone). Ketiga
ligan protein 2QMJ mampu berinteraksi dengan 100% situs aktif protein tersebut,
sementara ketiga ligan protein 1XD0 memiliki interaksi terbanyak dengan residu
situs aktif dan situs interaksi dengan ligan kontrol, serta berinteraksi dengan ketiga
situs katalitik protein 1XD0. Keenam ligan beserta kontrol dilanjutkan ke tahap
simulasi dinamika molekuler selama 2 ns menggunakan GROMACS, dengan
medan gaya CHARMM dan model air TIP3P. Sebelum tahap produksi, dilakukan
ekuilibrasi sistem terhadap suhu konstan (310 K) dan tekanan konstan (1 atm)
dengan ensembel NVT dan NPT serta minimisasi energi dengan algoritma steepest
descent. Dari grafik energi potensial, suhu, dan densitas sistem, ditemukan
ekuilibrasi dan minimisasi berhasil pada setiap sistem. Ditemukan interaksi liganprotein
pada ligan terpilih dan ligan kontrol mengalami fluktuasi dari segi nilai
energi, jumlah, dan jenis interaksi yang dihasilkan. Energi interaksi ligan kontrol
selalu memiliki nilai tertinggi sementara xanthone terprenilasi selalu memiliki nilai
terendah. Namun, xanthone terprenilasi lebih mampu mempertahankan interaksi
inisialnya dengan residu protein dibandingkan kontrol dan xanthone terglikosilasi.