digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dengan kemajuan yang terus berkembang dan pentingnya teknologi di generasi konsumen saat ini dan kemudahan akses ke jutaan merek, merek-merek menggunakan cerita untuk membedakan diri mereka dengan yang lain. Merek kosmetik pada khususnya dikenal menggunakan storytelling untuk menarik konsumen mereka karena memenuhi kebutuhan psikologis mereka — definisi dan persepsi mereka sendiri tentang kecantikan —menjadikannya pribadi bagi konsumen. Dengan menggunakan digital storytelling, merek-merek dapat menentang cara storytelling konvensional dengan menggunakan stimulus yang berbeda seperti video yang, jika dirinci, pada dasarnya merupakan kumpulan gambar, suara, dan bahkan teks. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana merek-merek ini menggunakan Brand Story untuk membangun audiens mereka untuk mendapatkan Brand Attitude, Consumer-Brand Identification dan Niat Beli yang menguntungkan. Menggunakan pendekatan eksperimental yang mempelajari bagaimana suatu merek kosmetik (Skin Game) memengaruhi audiensnya dengan menggunakan video untuk menceritakan kisah mereka. Data tersebut direpresentasikan dengan mengumpulkan total 211 sampel pengguna produk perawatan kulit. Hasil penelitian menunjukkan brand story memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap brand attitude serta brand attitude terhadap niat beli. Namun, penelitian ini tidak mengidentifikasi pengaruh yang signifikan dari brand story dan brand attitude terhadap consumer-brand identification. Hasil penelitian ini berbagi wawasan dan diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam implikasi teoritis dan praktis dalam digital storytelling untuk merek kosmetik.