Seiring berkembangnya media sosial, pemasaran digital memiliki lebih banyak cara untuk memperkenalkan produk. Dalam industri parfum, hal ini merupakan tantangan karena sayangnya hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat membantu menyampaikan aroma secara digital. Konsumen tidak bisa mencium parfum melalui media sosial. Oleh karena itu, perlu ada cara berbeda untuk memasarkan produk ini. Ditambah, merek lokal parfum di indonesia tiap tahunnya meningkat dan banyak brand baru yang muncul. Sehingga brand harus membuat cara yang berbeda untuk memikat konsumen. Salah satu brand yang menghadapi tantangan tersebut adalah HMNS. Menariknya, HMNS telah membuat strategi yang berbeda yaitu Storytelling. Namun ternyata story dari sebuah brand saja tidak cukup, karena konsumen juga mencari tahu informasi tentang produk tersebut dari peer review dari konsumen sebelumnya (EWOM). Oleh karena itu, penelitian ini ingin menguji pengaruh Storytelling dan EWOM terhadap niat pembelian HMNS. Selain itu, peneliti juga ingin melihat peran mediasi dari Persuasion Knowledge. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui kuesioner online sebagai alat pengumpulan data dan diperoleh 218 responden. PLS-SEM menggunakan SmartPLS4 digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Storytelling dan EWOM mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap minat beli. Data tersebut juga menyebutkan bahwa EWOM mempunyai pengaruh yang lebih signifikan terhadap Minat Beli. Oleh karena itu, HMNS dan perusahaan parfum lainnya dapat menggunakan Storytelling sebagai strategi dan memperhatikan EWOM di media sosial karena dapat mempengaruhi niat membeli pelanggan, meningkatkan penjualan dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.