digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Hanan Amirah Nur Rahmi
PUBLIC Latifa Noor

COVER Hanan Amirah Nur Rahmi
EMBARGO  2025-03-07 

BAB1 Hanan Amirah Nur Rahmi
EMBARGO  2025-03-07 

BAB2 Hanan Amirah Nur Rahmi
EMBARGO  2025-03-07 

BAB3 Hanan Amirah Nur Rahmi
EMBARGO  2025-03-07 

BAB4 Hanan Amirah Nur Rahmi
EMBARGO  2025-03-07 

BAB5 Hanan Amirah Nur Rahmi
EMBARGO  2025-03-07 

PUSTAKA Hanan Amirah Nur Rahmi
PUBLIC Latifa Noor

Kanker merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di dunia. Salah satu penyebab terjadinya kanker adalah genom abnormal, yaitu dimana terjadi kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan, proliferasi dan diferensiasi sel. Saat ini jenis pengobatan kanker sudah banyak tersedia, di antaranya adalah kemoterapi, radioterapi dan operasi. Akan tetapi berbagai jenis pengobatan tersebut dinilai masih menimbulkan efek samping yang cukup berbahaya. Oleh karna itu, banyak dikembangkan obat antikanker yang berasal dari senyawa hasil sintesis maupun senyawa alam. Obat tersebut diharapkan bekerja secara spesifik membunuh atau minimal menghambat sel kanker dan mempunyai efek samping yang minimalis. Salah satu enzim kunci yang terdapat dalam jalur persinyalan dan berperan mengatur respon seluler seperti proliferasi dan diferensiasi sel yaitu Spleen Tyrosine Kinase (SYK). Saat ini di dunia hanya terdapat satu inhibitor komersial SYK yaitu fostamatinib. Oleh karena itu, perlu dilakukan eksplorasi senyawa lain yang berpotensi sebagai inhibitor SYK yaitu untuk menghambat pertumbuhan dan pengembangan sel kanker. Beberapa sumber yang potensial adalah berasal dari alam atau dapat pula dari hasil sintesis. Senyawa alam yang telah banyak dilaporkan memiliki berbagai bioaktivitas salah satunya adalah turunan kurkumin. Kurkumin merupakan senyawa polifenolik aktif yang terdapat pada tanaman kunyit dari keluarga temu-temuan (Zingiberaceae). Berdasarkan studi literatur, banyak publikasi yang menunjukkan bahwa kurkumin memiliki berbagai aktivitas biologis di antaranya antiinflamasi, antioksidan, antibakteri, dan antikanker. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan molecular docking terhadap 30 senyawa turunan kurkumin untuk mengetahui potensial inhibisinya terhadap SYK. Seleksi inhibitor dilakukan dengan metode molecular docking menggunakan program Autodock Vina. Terdapat dua komponen penting pada molecular docking, di antaranya adalah algoritma pencarian yang digunakan untuk mencari berbagai konfigurasi ligan yang optimal pada sisi aktif reseptor dan fungsi penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil docking berdasarkan afinitas pengikatannya. Kode PDB protein SYK yang digunakan pada penelitian ini adalah 4XG3 dan fostamatinib digunakan sebagai inhibitor standar. Hasil penelitian menunjukkan dari 31 senyawa kandidat inhibitor, diperoleh hasil docking score dengan rentang - 6.3 kkal/mol hingga -8.8 kkal/mol, senyawa turunan kurkumin yang paling potensial menjadi inhibitor SYK adalah senyawa (1E,6E)?1,7?bis(4?hidroksi?3?metoksifenil)?4? (fenilmetiliden)hepta?1,6?dien?3,5?dion (51). Senyawa 51 memiliki aktivitas yang baik terhadap SYK ditinjau dari docking score yang rendah dan interaksinya dengan residu-residu penting di sisi pengikatan SYK. Residu penting yang menjadi kunci interaksi inhibisi SYK adalah Met488 sebagai residu gatekeeper dan Asp512 sebagai residu katalitik.