digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Theresia Austin Manurung
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB1 Theresia Austin Manurung
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB2 Theresia Austin Manurung
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB3 Theresia Austin Manurung
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB4 Theresia Austin Manurung
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB5 Theresia Austin Manurung
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo


Minyak bumi merupakan sumber energi nomor dua di Indonesia setelah batu bara. Berdasarkan Laporan Tahunan SKK Migas 2019, kebutuhan minyak bumi sebagai sumber energi diprediksi akan mencapai 2,3 juta barel per hari pada tahun 2030, sedangkan terhitung tahun 2021, jumlah produksi minyak hanya 652,5 ribu barel per hari. Kesenjangan antara produksi dan konsumsi minyak bumi di Indonesia mendorong Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk menetapkan target 1 juta barel per hari pada tahun 2030 mendatang. Salah satu pendekatan pemerintah menuju peningkatan produksi minyak harian adalah dengan mempercepat penerapan teknologi Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR). Salah satu metode CEOR adalah dengan injeksi polimer. Polimer yang digunakan sebagai agen EOR diharapkan dapat meningkatkan viskositas air injeksi dan memiliki stabilitas termal tinggi terhadap temperatur reservoir. Selain itu, polimer tersebut memiliki stabilitas mekanis tinggi terhadap laju geser dan resistensi tinggi terhadap salinitas, sehingga dapat meningkatkan efisiensi penyapuan minyak. Pada studi literatur ini, polimer yang dikaji sebagai agen EOR adalah pati. Pati merupakan biopolimer yang dinilai berpotensi sebagai agen EOR karena memiliki viskositas tinggi dalam air (2108-9496 cP), stabil pada suhu di bawah 200 ?, relatif murah, serta berkelimpahan tinggi di alam. Tantangan dalam memanfaatkan pati sebagai agen EOR adalah sifatnya yang sukar larut dalam air pada temperatur ruang. Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa teknik modifikasi dikaji dalam studi literatur ini. Teknik tersebut meliputi sintesis pati ionik, kopolimerisasi cangkok, pengikatsilangan, penambahan nanopartikel, dan pembuatan nanogel pati. Berdasarkan kajian literatur yang dilakukan, modifikasi pati yang disarankan adalah penambahan nanopartikel yang disertai kopolimerisasi cangkok dan penambahan gugus ionik. Penambahan nanopartikel silika dapat mengubah keterbasahan batuan dan bertindak sebagai agen pengikatsilang yang meningkatkan interaksi intermolekuler. Kopolimerisasi cangkok dengan akrilamida dan asam akrilat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas absorpsi air akibat adanya gugus karboksil. Keberadaan gugus amonium kuarterner yang bermuatan positif dilakukan agar pati termodifikasi memiliki kemampuan pertukaran ion sehingga bersifat resistan terhadap salinitas. Data viskositas dan perolehan kembali menunjukkan bahwa teknik kombinasi tersebut menghasilkan pati termodifikasi dengan viskositas tinggi pada temperatur ruang, resistensi tinggi terhadap salinitas, stabilitas tinggi terhadap kenaikan temperatur, dan menghasilkan persentase perolehan minyak yang tinggi.