digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Intan Reyndan Fananti
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Adanya Pandemi COVID-19 mengubah seluruh tatanan fasilitas serta pelayanan segala bidang, terutama di bidang kesehatan. Rumah sakit di seluruh dunia melakukan penyesuaian terhadap situasi ini dengan tujuan mengurangi kemungkinan risiko penularan virus serendah mungkin. Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) yang melayani kebutuhan kesehatan ibu dan anak umur 0-18 tahun pun harus menyesuaikan dengan situasi pandemi ini. Bagian RSIA yang dirancang khusus adalah Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, dan Instalasi Rawat Inap, karena memfokuskan pada pelayanan publik pasien dan pengunjung umum. Aspek healing environment merupakan aspek yang penting agar dapat memiliki resiliensi terhadap adanya Pandemi COVID-19. Pasien yang terkontaminasi virus COVID-19 biasanya membutuhkan waktu 10-14 hari menghilangkan virus tersebut dari tubuh, karena virus COVID-19 menyerang sistem pernapasan. Maka dari itu, fasilitas isolasi mandiri untuk pasien membutuhkan lingkungan yang nyaman serta dapat mempengaruhi psikologis agar sembuh lebih cepat, yaitu healing environment. Dan bagi keseluruhan rumah sakit, fleksibilitas dibutuhkan untuk solusi yang resilient terhadap situasi sejenis pandemi yang dapat terjadi lagi di masa depan. Metode yang digunakan adalah kajian literatur, penelitian dengan membagi kuisioner pada pengguna yang pernah mengunjungi RSIA, serta studi preseden bangunan sejenis. Kajian literatur yang dilakukan adalah dengan mengkaji peraturan bangunan RSIA, peraturan mengenai adaptasi rumah sakit terhadap Pandemi COVID-19, aspek healing environment, dan aspek fleksibilitas. Dari ketiga metode yang digunakan, didapatkan kriteriakriteria untuk perencanaan dan perancangan RSIA yang memiliki resiliensi terhadap Pandemi COVID-19 dan menggunakan aspek healing environment. Setelah mendapatkan kriteria, dilakukan analisis kawasan serta analisis tapak pada rencana tapak RSIA, kemudian simulasi desain bangunan. Simulasi desain dibagi menjadi 4 bagian, yang pertama adalah perancangan seluruh rumah sakit dan membaginya menjadi 2 zona, yaitu zona COVID-19 dan zona non-COVID-19, sehingga dapat mengurangi penyebaran virus dari pasien yang terkontaminasi virus ini ke pasien lain dan pengunjung umum. Kedua adalah pengaturan alur sirkulasi dan kegiatan bagi seluruh pengguna RSIA, yaitu pasien, pengunjung umum, serta staf/ karyawan. Ketiga adalah, fleksibilitas pada 3 utama, yaitu dengan merancang agar 2 zona pada masing-masing instalasi ini nantinya pada situasi normal dapat digunakan dan berfungsi semaksimal mungkin. Kemudian terakhir, adalah menerapkan kriteria healing environment pada RSIA untuk meningkatkan kenyamanan serta mendorong psikologis pengguna untuk penyembuhan lebih cepat. Jadi, tiap rumah sakit sebaiknya memiliki area yang lebih dari kebutuhan minimal untuk mengantisipasi adanya kondisi yang serupa dan dengan menerapkan aspek-aspek healing environment.