digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

TA 2021 Angela Shinta Widyanti 1-Abstrak.pdf)u
PUBLIC Garnida Hikmah Kusumawardana

Pencemaran udara merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan yang sangat penting karena dapat mengakibatkan kematian, kesakitan, serta berdampak secara luas pada banyak sektor. Salah satu aspek terpenting dalam menganalisis masalah kualitas udara adalah analisis terhadap model dispersi polutan yang membentuk hubungan antara emisi yang dikeluarkan terhadap distribusi konsentrasi dan wilayah yang terkena dampak sehingga memiliki potensi untuk memberikan informasi kemungkinan kualitas udara di masa depan. Penelitian ini melakukan pemodelan dispersi polutan untuk Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang. Kedua daerah ini dipilih sebagai wilayah studi disebabkan perkembangannya yang pesat dan menjadi kota penopang wilayah Jakarta. Data yang digunakan dalam pemodelan ini berasal dari beban emisi hasil inventarisasi emisi tahun 2017 untuk Kota dan Kabupaten Tangerang sektor transportasi, sektor industri, sektor pembangkit listrik, sektor residensial, sektor pertanian, dan sektor peternakan. Hasil konsentrasi pemodelan menggunakan AERMOD emisi CO untuk rata-rata satu jam adalah 7793 µg/Nm3 dan rata-rata 8 jam adalah 5926 µg/Nm3, emisi NO2 untuk rata-rata 1 jam adalah 370,6 µg/Nm3, rata-rata 24 jam adalah 181 µg/Nm3, dan rata-rata satu tahun adalah 122 µµg/Nm3, emisi SO2 untuk rata-rata 1 jam adalah 102,6 µg/Nm3, rata-rata 24 jam adalah 53,1 µg/Nm3, dan rata-rata satu tahun adalah 32,7 µg/Nm3, emisi PM10 untuk rata- rata 24 jam adalah 28 µg/Nm3 dan rata-rata satu tahun adalah 12,25 µg/Nm3, serta emisi PM2.5 untuk rata-rata 24 jam adalah 18,85 µg/Nm3 dan rata-rata satu tahun adalah 11,26 µg/Nm3. Hasil pemodelan didapatkan bahwa parameter CO 8 jam dan NO2 melebihi baku mutu udara ambien yang dikeluarkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021. Daerah yang paling terdampak dengan konsentrasi tinggi pencemar terdapat di daerah Kecamatan Batuceper dan Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang