digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dhita Puspa Wardhani
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Dhita Puspa Wardhani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Dhita Puspa Wardhani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Dhita Puspa Wardhani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Dhita Puspa Wardhani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Dhita Puspa Wardhani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Dhita Puspa Wardhani
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Skandium merupakan logam tanah jarang (LTJ) dengan nilai jual yang paling tinggi dibandingkan dengan LTJ lainnya. Harga logam skandium masih sangat mahal, yaitu sekitar 3.800 US Dolar untuk skandium oksida dengan kemurnian 99,99%. Harga skandium yang tinggi ini terjadi karena kelangkaan sumber bahan baku skandium dan biaya produksinya yang tinggi. Salah satu sumber bahan baku skandium yang memiliki potensi untuk diekstraksi secara ekonomis adalah bijih nikel laterit. Hingga saat ini, proses ekstraksi skandium dari bijih nikel laterit masih terus dipelajari. Pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan percobaan pelindian, presipitasi dua tahap, dan pelindian kembali (re-leaching) produk antara (presipitat) yang mengandung skandium dari bijih nikel laterit dari Pulau Halmahera. Pada penelitian ini dilakukan proses ekstraksi skandium dari larutan hasil pelindian kembali presipitat skandium dengan ekstraksi pelarut (solvent extraction, SX) menggunakan D2EHPA yang meliputi proses ekstraksi, scrubbing dan stripping. Larutan umpan SX disiapkan dengan melakukan pelindian bijih pada suhu 240°C dan tekanan 32 bar dengan penambahan asam 300 g/kg-bijih diikuti dengan proses presipitasi dua tahap untuk mengendapkan besi dan pelindian kembali presipitat tahap 2 yang mengandung skandium. Serangkaian percobaan ekstraksi pelarut (solvent extraction, SX) dilakukan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi ekstraktan (D2EHPA) (%, v/v), rasio volume larutan organik dengan larutan aqueous (O/A), pH, dan waktu proses terhadap persen ekstraksi skandium, besi, nikel, kobalt, dan aluminium serta dan faktor pemisahan skandium dengan logam tersebut. Pada tahap stripping, dipelajari pengaruh rasio O/A, suhu, dan konsentrasi stripping agent (NaOH) terhadap persen stripping skandium. Konsentrasi logam dalam larutan aqueous diukur dengan menggunakan Inductively Coupled Plasma – Optical Emission Spectroscopy (ICP-OES). Hasil percobaan menunjukkan bahwa kondisi terbaik proses SX tahap ekstraksi diperoleh pada konsentrasi ekstraktan 5%, rasio O/A 1/1, pH 0,6, dan waktu proses 10 menit dengan persen ekstraksi Sc 99,68% dan ?Sc-Fe, ?Sc-Ni, ?Sc-Co, dan ?Sc-Al masing masing sebesar 573,66, 2347,24, 2324,11, dan 3057,06. Persen ekstraksi skandium, besi, nikel, kobalt, dan aluminium cenderung mengalami kenaikan dengan meningkatnya konsentrasi ekstraktan dan pH awal larutan aqueous. Sementara itu, pada peningkatan rasio O/A dan waktu proses, persen ekstraksi skandium cenderung tidak berubah sementara persen ekstraksi besi, nikel, kobalt, dan aluminium cenderung mengalami peningkatan. Untuk percobaan stripping, didapatkan kondisi terbaik dengan persen stripping Sc sebesar 74,77% pada rasio O/A 3/5, suhu 40°C, dan konsentrasi stripping agent 3M. Persen stripping Sc cenderung meningkat seiring dengan naiknya suhu dan konsentrasi stripping agent, serta peningkatan rasio O/A hingga 3/5.