digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu metode dalam keilmuan geofisika yang kerap digunakan adalah metode magnetik. Dengan memanfaatkan variasi nilai suseptibilitas magnetik alami batuan yang ada di Bumi, struktur-struktur yang ada di bawah permukaan dapat dipetakan. Salah satu struktur tersebut adalah magnetic basement relief. Pemodelan struktur basement ini sangat berguna untuk eksplorasi hidrokarbon, mineral, dan panas bumi yang sangat dikembangkan dalam industri energi di Indonesia, utamanya panas bumi. Mengacu pada pernyataan tersebut, banyak survei dilakukan di daerah panas bumi menghasilkan banyaknya data-data di daerah panas bumi di Indonesia. Sehingga, dilakukan penelitian ini yang akan berfokus pada pemetaan magnetic basement relief dengan menggunakan referensi data magnetik yang bersumber beberapa daerah panas bumi di Indonesia. Pemodelan struktur bawah permukaan mulanya merupakan suatu hal yang sukar untuk dilakukan, akan tetapi seiring dengan berkembangnya teknologi, terciptalah algoritma-algoritma dan program yang mempermudah proses ini. Salah satunya adalah MagB_Inv yang dibuat untuk membantu mengestimasi keberadaan magnetic basement relief serta mendefinisikan geometri permukaannya secara 3 dimensi dengan menggunakan algoritma MATLAB. Program inilah yang nantinya akan digunakan dalam penelitian ini. Program ini mengolah data magnetik beserta parameter-parameter input awal, frekuensi, dan kriteria konvergensi dengan memanfaatkan transformasi Fourier untuk menghasilkan topografi permukaan basement. Program inin akan diuji untuk data daerah-daerah panas bumi di Indonesia yang mencakup daerah panas bumi Huu di kabupaten Dompu dan daerah panas bumi gunung Lawu di kabupaten Karanganyar yang memiliki sistem panas bumi vulkanik serta daerah panas bumi Tehoru di kabupaten Maluku Tengah dan daerah panas bumi Lainea di kabupaten Konawe Selatan yang memiliki sistem panas bumi non-vulkanik. Didapatkan bahwa program MagB_Inv dapat digunakan untuk memetakan daerah panas bumi non-vulkanik tetapi tidak untuk daerah panas bumi vulkanik dikarenakan rentang anomali magnetik di daerah vulkanik sangat besar. Untuk mencari nilai rentang anomali optimal yang bisa dimodelkan menggunakan MagB_Inv, dilakukan uji pemetaan dan didapatkan nilai -200 s.d 200 nT