Salah satu metode dalam keilmuan geofisika yang kerap digunakan adalah metode
magnetik. Dengan memanfaatkan variasi nilai suseptibilitas magnetik alami batuan
yang ada di Bumi, struktur-struktur yang ada di bawah permukaan dapat dipetakan.
Salah satu struktur tersebut adalah magnetic basement relief. Pemodelan struktur
basement ini sangat berguna untuk eksplorasi hidrokarbon, mineral, dan panas bumi
yang sangat dikembangkan dalam industri energi di Indonesia, utamanya panas
bumi. Mengacu pada pernyataan tersebut, banyak survei dilakukan di daerah panas
bumi menghasilkan banyaknya data-data di daerah panas bumi di Indonesia.
Sehingga, dilakukan penelitian ini yang akan berfokus pada pemetaan magnetic
basement relief dengan menggunakan referensi data magnetik yang bersumber
beberapa daerah panas bumi di Indonesia. Pemodelan struktur bawah permukaan
mulanya merupakan suatu hal yang sukar untuk dilakukan, akan tetapi seiring
dengan berkembangnya teknologi, terciptalah algoritma-algoritma dan program
yang mempermudah proses ini. Salah satunya adalah MagB_Inv yang dibuat untuk
membantu mengestimasi keberadaan magnetic basement relief serta
mendefinisikan geometri permukaannya secara 3 dimensi dengan menggunakan
algoritma MATLAB. Program inilah yang nantinya akan digunakan dalam
penelitian ini. Program ini mengolah data magnetik beserta parameter-parameter
input awal, frekuensi, dan kriteria konvergensi dengan memanfaatkan transformasi
Fourier untuk menghasilkan topografi permukaan basement. Program inin akan
diuji untuk data daerah-daerah panas bumi di Indonesia yang mencakup daerah
panas bumi Huu di kabupaten Dompu dan daerah panas bumi gunung Lawu di
kabupaten Karanganyar yang memiliki sistem panas bumi vulkanik serta daerah
panas bumi Tehoru di kabupaten Maluku Tengah dan daerah panas bumi Lainea di
kabupaten Konawe Selatan yang memiliki sistem panas bumi non-vulkanik.
Didapatkan bahwa program MagB_Inv dapat digunakan untuk memetakan daerah
panas bumi non-vulkanik tetapi tidak untuk daerah panas bumi vulkanik
dikarenakan rentang anomali magnetik di daerah vulkanik sangat besar. Untuk
mencari nilai rentang anomali optimal yang bisa dimodelkan menggunakan
MagB_Inv, dilakukan uji pemetaan dan didapatkan nilai -200 s.d 200 nT