digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dewi Muthi Fauziah
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Kelurahan Cibangkong termasuk ke dalam wilayah bantaran Sungai Cikapundung Kolot dengan beberapa RW di dalamnya merupakan area rawan banjir. Banjir di wilayah permukiman ini termasuk ke dalam kategori banjir sungai, yang tidak hanya ditimbulkan dari luapan aliran sungai Anak Kali Cikapundung apabila curah hujan meningkat, tetapi juga semakin diperparah dengan adanya eksternalitas negatif yang ditimbulkan dari pembangunan pusat perbelanjaan Trans Studio Mall. Permasalahan banjir di wilayah permukiman sempadan sungai ini merupakan bencana berulang yang dapat terjadi apabila curah hujan tinggi, sehingga mengharuskan masyarakat setempat untuk mampu beradaptasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk adaptasi bermukim masyarakat di wilayah RW 05 dan RW 011 Kelurahan Cibangkong terhadap bencana banjir Anak Kali Cikapundung. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data diperoleh melalui observasi lapangan, data sekunder melalui kajian literatur, serta data primer yang diperoleh melalui penyebaran angket kuesioner via online menggunakan aplikasi google forms. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis statistik deskriptif untuk dapat menjelaskan bagaimana upaya adaptasi bermukim masyarakat yang berada di wilayah sempadan Anak Kali Cikapundung, serta didukung dengan analisis korelasi secara sederhana untuk mengetahui tingkat keterkaitan antar variabel. Berdasarkan hasil penelitian, didapat beberapa faktor yang mempengaruhi keinginan warga untuk tetap bertahan tinggal di wilayah RW 05 dan RW 011 Kelurahan Cibangkong, meskipun bencana banjir berulang terjadi tiap tahunnya. Beberapa faktor tersebut antara lain lama bermukim, frekuensi banjir, tingkat kerusakan rumah, pengalaman banjir sebelumnya, kesamaan latar belakang (etnik/suku), partisipasi ketetanggaan, serta tingkat hubungan antar warga. Selain itu, alasan warga memilih untuk tetap bertahan tinggal, dikarenakan sudah merasa nyaman dan betah, merupakan tanah kelahiran dan sudah turun temurun tinggal di wilayah tersebut, karena merasa sudah terbiasa dengan banjir sehingga sudah mengetahui bagaimana cara mengatasi banjir, tingkat partisipasi aktif antar warga ketika terjadi bencana, lokasi strategis dan dekat dengan pusat kota, dekat dengan tempat kerja, masih ikut dengan orang tua, ikut dengan suami, serta alasan lainnya yaitu belum mempunyai hunian lain di luar lokasi saat ini. Bentuk adaptasi bermukim yang dilakukan oleh warga RW 05 dan RW 011 Kelurahan Cibangkong terbagi atas 3 (tiga) kategori; yaitu adaptasi fisik, adaptasi sosial dan adaptasi ekonomi. Bentuk adaptasi fisik yang dilakukan yaitu dengan membuat tanggul penahan air, meninggikan permukaan lantai bangunan dan menambah lantai bangunan. Adaptasi sosial yang dilakukan, diantaranya saling tolong menolong antar warga, kerjasama dalam bentuk gotong royong, adanya peringatan dini, serta adanya kelompok siaga bencana. Bentuk adaptasi ekonomi yang dilakukan, yaitu adanya sumber penghasilan lain, adanya hunian di luar lokasi saat ini, serta penjualan harta benda sebagai modal upaya perbaikan. Upaya adaptasi bermukim yang dilakukan warga dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor kebiasaan (karena sudah terbiasa dengan banjir), faktor keluarga, adanya kerjasama dan saling membantu antar warga, lokasi strategis dan dekat dengan pusat kota, adanya bantuan dari pihak pemerintah dan masyarakat setempat dalam upaya pemeliharaan lingkungan dan pembangunan tanggul, serta adanya keinginan untuk tetap bertahan tinggal. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat pada bidang akademik, serta dapat menjadi pertimbangan dan sumber informasi tambahan bagi berbagai pihak dalam hal penataan kawasan khususnya kawasan perumahan permukiman. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menjadi tolak ukur bagi pemerintah dalam hal penanganan kasus permasalahan bencana banjir di wilayah permukiman perkotaan padat penduduk, yang termasuk ke dalam wilayah sempadan sungai.