COVER Lia Medy Tandy
PUBLIC Resti Andriani BAB 1 Lia Medy Tandy
PUBLIC Resti Andriani BAB 2 Lia Medy Tandy
PUBLIC Resti Andriani BAB 3 Lia Medy Tandy
PUBLIC Resti Andriani BAB 4 Lia Medy Tandy
PUBLIC Resti Andriani BAB 5 Lia Medy Tandy
PUBLIC Resti Andriani BAB 6 Lia Medy Tandy
PUBLIC Resti Andriani PUSTAKA Lia Medy Tandy
PUBLIC Resti Andriani
Air asam tambang (AAT), sering juga disebut sebagai air asam batuan (AAB) adalah air pada kegiatan
penambangan atau penggalian yang bersifat asam atau memiliki keasaman tinggi dan terbentuk sebagai
akibat teroksidasinya mineral sulfida disertai keberadaan air. Sumber keasaman adalah mineral sulfida yang
dapat teroksidasi. Sumber pengoksidasi yang utama adalah oksigen dalam udara. Air merupakan salah satu
reaktan dalam proses pembentukan AAT dan juga sebagai media yang “mencuci” atau melarutkan hasil
oksidasi. Sumber air dapat berupa air limpasan hujan atau air tanah. Pada kondisi ini, mineral sulfida
teroksidasi dan akan melepaskan asam (H+) ke dalam air yang menyebabkan air bersifat asam dan terjadi
penurunan pH (pH rendah). Dengan menurunnya pH, kelarutan logam-logam pun meningkat. (Gautama,
2014). PT. Berau Coal merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara,
yang menggunakan sistem penambangan terbuka atau open pit mine. Pit L1 dan Pit E1 adalah pit yang telah
ditinggalkan sehingga bekas pit tersebut meninggalkan lubang bukaan (void) yang besar dan telah terisi oleh
air dimana air pada kedua pit lake tersebut bersifat asam dengan rentang pH di Pit Lake L1 adalah 3.09 –
3.15 dan pH di Pit Lake E1 adalah 3.36. Sumber air utama yang masuk kedalam masing-masing pit lake
adalah air limpasan (run off) yang berasal dari air hujan dengan pH 6.08
Pada penelitian ini, sebelumnya dilakukan analisis terhadap catchment area dan waterbalance dimasingmasing
pit, dan didapatkan hasil analisis dalam rentang waktu selama 2(dua) tahun yaitu antara tahun 2012
dan 2014 adalah diketahui bahwa dari 58.73 Ha luas daerah yang terganggu pada area pit L1, luas area
yang terevegetasi secara alami adalah sebesar 12.09 Ha (14%), sedangkan untuk area pit E1 belum terjadi
revegetasi dari 4.9 Ha luas daerah yang terganggu. Adapun hasil analisis waterbalance adalah diketahui
bahwa volume air yang masuk kedalam Pit lake L1 adalah 1.321.453 m3 yang melebihi kapasitas volume pit
sebesar 1.265.283 m3, sedangkan volume air yang masuk kedalam Pit lake E1 adalah 70.744 m3 yang
melebihi kapasitas volume pit sebesar 22.974 m3. Dapat disimpulkan bahwa air yang masuk kedalam
masing-masing pit telah melebihi kemampuan daya tampung kolam, sehingga terjadi surplus atau kelebihan
air sebesar 56.170 m3 di Pit lake L1 dan 47.770 m3 di Pit lake E1. Langkah selanjutnya pada kajian ini
untuk mengetahui apakah pendekatan catchment area dan waterbalance yang dilakukan memberikan
pengaruh terhadap perubahan waterquality pada tahun 2014 dan 2012 di masing-masing pit lake dalam
rentang waktu 2 (dua) tahun adalah dengan melakukan simulasi perubahan kualitas air akhir dimasingmasing
pit lake menggunakan software PHREEQC Interactive untuk menggambarkan mineral-mineral apa
saja yang berperan dalam pembentukan Air Asam Tambang di ke dua Pit Lake. Data primer yang digunakan
pada penelitian ini adalah data dari conto air pit dari hasil pengukuran langsung dilapangan dan hasil
analisis laboratorium, selain itu penulis juga menggunakan data sekunder yang didapatkan dari hasil
penelitian sebelumnya (Novita, 2012 dan Elsyamba, 2014). Dengan menggunakan data sekunder berupa
mineral-mineral hasil inverse modelling yang telah dilakukan sebelumnya (Novita, 2012 dan Elsyamba,
2014), data mineral-mineral tersebut kemudian digunakan sebagai input dalam melakukan simulasi inverse
modelling PHREEQC pada penelitian ini untuk mengkaji lebih lanjut mengenai perubahan kualitas air
dimasing-masing pit dan didapatkan outputnya berupa model yang paling mendekati dengan model dari
penelitian sebelumnya dengan memperhatikan nilai pH mendekati dengan nilai pH representatif tahun 2014
dari masing-masing pit, yaitu 3.61 untuk Pit Lake L1 dan 3.68 untuk pH air representatit di Pit Lake E1.
Adapun hasil dari Forward Modelling pada penelitian ini menunjukkan peningkatan nilai pH yang tidak
signifikan dimana dimana nilai pH hasil Forward Modelling untuk Pit Lake L1 adalah 4.31 dan nilai pH
hasil Forward Modelling untuk Pit Lake E1 adalah 3.70.