ABSTRAK Tantri Liris Nareswari
PUBLIC yana mulyana COVER Tantri Liris Nareswari
PUBLIC yana mulyana BAB 1 Tantri Liris Nareswari
PUBLIC yana mulyana BAB 2 Tantri Liris Nareswari
PUBLIC yana mulyana BAB 3 Tantri Liris Nareswari
PUBLIC yana mulyana BAB 4 Tantri Liris Nareswari
PUBLIC yana mulyana BAB 5 Tantri Liris Nareswari
PUBLIC yana mulyana PUSTAKA Tantri Liris Nareswari
PUBLIC yana mulyana
Kerusakan tulang telah menjadi beban banyak orang setiap tahun dan
menyebabkan nyeri yang signifikan serta cacat permanen. Pengobatan standar
yang ada, yaitu autograf dan alograf, memiliki kekurangan tersendiri, sehingga
rekayasa jaringan tulang (RJT) banyak diteliti sebagai alternatif karena dapat
mengungguli limitasi tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh
polivinil alkohol (PVA), polikaprolakton (PCL), dan kalsium fosfat (CaP)
terhadap karakteristik matriks tulang yang dikembangkan dengan kitosan rantai
pendek (COS) yang bertindak sebagai ligan. Selain itu, hidrofobisitas dan tidak
adanya ligan adhesi sel, bersama dengan sifatnya yang rapuh, adalah masalah
yang dihadapi polimer sintetik hidrofob yang banyak dikembangkan untuk RJT
selama tahapan penting adhesi sel yaitu penanaman sel. Oleh karena itu,
penelitian ini juga mengembangkan metode sel adhesi in vitro untuk sampel
dominan hidrofob, dimana nanofiber PCL-hidroksiapatit (HaP), dengan atau tanpa
modifikasi hidrogel alami (kolagen/ Col, gelatin/ Gel, atau kitosan rantai panjang/
Ch) dengan perbandingan 15:1:1 digunakan sebagai model. Sedangkan pengaruh
PVA, PCL, dan CaP pada pembuatan matriks dievaluasi menggunakan metode
Box-Behnken design terhadap respon kekuatan mekanik, porositas, biodegradasi,
dan swelling power. Matriks dibuat dengan mengemulsikan fase minyak (PCL
dan PEG-400 dalam aseton) ke dalam fase air (PVA rantai panjang, COS, CaP
dan gliserin dalam air) menggunakan emulgator PVA rantai pendek terhidrolisis
sebagian. Pori matriks dibuat dengan memanfaatkan pembentukan gas CO2 dari
effervescent, serta peningkatan karakteristik matrisk dibuat dengan metode freezethaw dan freeze-dry (FD). Hasil optimasi matriks menunjukkan PVA memiliki
pengaruh signifikan (p-value = 0,001) terhadap kekuatan mekanik, yang dapat
disebabkan karena pengaruh dominan pada formula. Sedangkan untuk porositas,
ketiga faktor tidak mempengaruhi porositas secara signifikan. PCL secara signifikan memperlambat degradasi (p-value = 0,013) yang dapat dikorelasikan
dengan sifat hidrofobiknya. Selain itu, terdapat interaksi sinergis antara PVA dan
CaP (p-value = 0,019) dan antagonis PVA dan PCL (p-value = 0,026) dalam
peningkatan biodegradasi. Swelling power sendiri dipengaruhi secara signifikan
oleh PVA (p-value = 0,005) dan CaP (p-value = 0,026). Metode sel adhesi statis
dikembangkan dengan peralatan khusus yang terdiri dari dua silinder yang
mengapit kaca objek untuk menghindari pengikatan sel yang tidak diinginkan
pada pelat kultur dan memperpanjang kontak suspensi sel pada matriks. Metode
ini menawarkan sejumlah kecil media dalam waktu yang lebih singkat (4 jam)
dengan media dalam jumlah kecil untuk melokalisasi kontak sel terhadap sampel. Sel Saos-2 dilokalisasi dalam matriks dan kaca membantu menjaga sel agar tidak
mengalir ke sumur, sehingga mencegah adhesi sel yang tidak diinginkan dalam
pelat kultur. Metode yang dikembangkan menunjukkan sel meningkat secara
signifikan dibandingkan metode konvensional, yang ditunjukkan dengan uji
viabilitas PrestoBlue dan didukung dengan pewarnaan Live/Dead. Hasil
konfirmasi SEM juga menunjukkan sel dapat menempel pada komposit dominan
hidrofobik dan berproliferasi. Adhesi dan proliferasi sel meningkat secara
signifikan pada nanofiber HaP-PCL yang dimodifikasi dengan gelatin dan
kolagen. Menariknya, HaP-PCL yang dimodifikasi kitosan meningkatkan adhesi
sel, namun tidak memfasilitasi proliferasi dan pertumbuhan sel selama kultur.
Formula matriks yang optimal dan metode in vitro sel adhesi statis yang
dimodifikasi dapat menjadi platform potensial untuk rekayasa jaringan tulang.