ABSTRAK Arjuna Satriya Pinandhita
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Arjuna Satriya Pinandhita
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Arjuna Satriya Pinandhita
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Arjuna Satriya Pinandhita
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Arjuna Satriya Pinandhita
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Arjuna Satriya Pinandhita
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Arjuna Satriya Pinandhita
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Rotary kiln merupakan alat yang penggunaannya sangat luas dan paling umum
digunakan di proses produksi semen. Kunci penggunaan rotary kiln terletak pada
profil temperatur di dalamnya. Kualitas produk dan efisiensi penggunaan rotary
kiln dapat ditingkatkan jika temperatur dapat diatur secara tepat serta persebaran
panas di dalam rotary kiln diketahui. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
memperkirakan profil temperatur di dalamnya adalah dengan simulasi
Computational Fluid Dynamic (CFD). Simulasi-simulasi yang ada sekarang hanya
menyimulasikan profil temperatur udara tanpa membandingkan pengaruh
parameter operasi. Oleh karena itu, pada penelitian ini, simulasi CFD pada rotary
kiln dilakukan untuk melihat aliran, dan pengaruh temperatur udara primer serta
jarak swirl burner terhadap profil temperatur di dalam rotary kiln.
Serangkaian simulasi dimulai dengan pembuatan geometri berdasarkan literatur
yang ada dengan menggunakan perangkat lunak Autodesk Inventor. Lalu,
dilakukan meshing terhadap geometri sebelum disimulasikan dengan menggunakan
Ansys Fluent. Simulasi diatur dengan mengaktifkan model energy, realizable k-?
standard wall, dan non-premixed combustion dengan pilihan bahan bakar CH4.
Setelah itu simulasi dilakukan dengan menggunakan metode SIMPLE dengan
perhitungan hingga mendekati konvergen.
Berdasarkan simulasi ini didapatkan aliran yang terbentuk bersifat turbulen di
daerah keluaran burner akibat adanya swirl burner. Untuk temperatur udara primer
353 K, 523 K, dan 773 K menghasilkan temperatur nyala api berturut-turut sebesar
1802 K, 1939 K, dan 2197 K sehingga meningkatkan profil temperatur di dalam
rotary kiln. Untuk jarak swirl burner 0 m; 2,5 m; 5 m; dan 10 m, temperatur pada
titik tengah jarak 29 m dari outlet burner dan outlet gas berturut-turut 1740 K dan
1520 K; 1700 dan 1510 K; 1660 K dan 1500K; serta 1620 K dan 1495 K.