digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rifky Reza Muhamad Fasya
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Rifky Reza Muhamad Fasya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Rifky Reza Muhamad Fasya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Rifky Reza Muhamad Fasya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Rifky Reza Muhamad Fasya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Rifky Reza Muhamad Fasya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Rifky Reza Muhamad Fasya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Rifky Reza Muhamad Fasya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2021 TA PP RIFKY REZA MUHAMAD FASYA1-LAMPIRAN.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Lamun merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang hidup dan tumbuh terbenam di lingkungan laut. Padang lamun merupakan hamparan ekosistem yang menutupi suatu wilayah pesisir/laut dangkal dengan kedalaman kurang dari 5 m dan dapat terbentuk dari satu jenis lamun (monospesifik) atau lebih (campuran), yang secara ekologis berperan sebagai produsen primer, habitat biota, peredam gelombang, dan perangkap sedimen serta zat hara. Pemantauan ekosistem lamun Pulau Papagarang di Taman Nasional Komodo terakhir dilakukan pada 2003. Penelitian ini bertujuan (1) mengkaji kondisi terkini tutupan lamun Pulau Papagarang serta membandingkannya dengan kondisi tahun 2003; (2) membandingkan kondisi tutupan lamun dekat pemukiman (Stasiun 1) dengan yang jauh dari pemukiman (Stasiun 2); dan (3) menentukan status ekologis padang lamun berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200 Tahun 2004. Pengambilan data dilakukan pada Januari 2021 dengan metode SeagrassWatch. Melalui hasil penelitian terdapat dua spesies lamun yaitu Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii. Jenis sedimen Stasiun 1 berupa pasir kasar dan pecahan karang, sedangkan Stasiun 2 berupa pasir halus dan lumpur. Rerata tutupan padang lamun pada Januari 2021 menurun 2,9% dibandingkan Juli 2003. Rerata tinggi kanopi lamun Stasiun 1: 26,7 cm dan Stasiun 2: 62,9 cm. Rerata tutupan alga substrat Stasiun 1: 21,3% dan Stasiun 2: 5,9%. Rerata tutupan alga epifitik Stasiun 1: 27,7% dan Stasiun 2: 31,4%. Kondisi tutupan lamun kedua stasiun berbeda secara signifikan (p-value < 0,05) untuk seluruh variabel, kecuali tutupan alga epifitik. Kondisi tutupan lamun Stasiun 2 Pulau Papagarang tergolong sehat, sedangkan Stasiun 1 tergolong kurang sehat.