digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Irfan
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Muhammad Irfan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Muhammad Irfan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Irfan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Irfan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Irfan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Irfan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Irfan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Kawasan Bandung Utara (KBU) ditetapkan pemerintah sebagai kawasan lindung yang berpengaruh cukup besar terhadap tata air di daerah bawahnya. Perubahan tutupan lahan di KBU dapat mengakibatkan masalah lingkungan, seperti penurunan cadangan air, banjir, longsor, dan kenaikan Land Surface Temperature (LST) yang berdampak pada kesehatan dan kenyamanan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan tutupan lahan dan LST di KBU pada tahun 2010, 2014, dan 2018 serta melihat hubungan antara keduanya. Penelitian ini menggunakan data citra Landsat 5 dan 8 Surface Reflectance (SR) Tier 1, peta tutupan lahan Jawa Barat keluaran BAPPEDA Jawa Barat, dan peta administrasi RBI skala 1:25.000 untuk mendapatkan peta tutupan lahan dan LST KBU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe tutupan lahan di KBU terdiri dari vegetasi (hutan), badan air (sungai, danau, waduk, dan situ), area terbuka (kebun, ladang, tegalan, sawah, dan semak belukar), dan area terbangun (permukiman, industri, dan gedung). Persentase luas area terbuka di KBU dari tahun 2010-2018 berkurang dari 67,6% menjadi 57,5%, namun ditemukan pertambahan luas vegetasi dari 9,6% menjadi 14,7% serta area terbangun dari 22,8% menjadi 27,7%. LST di KBU dapat dibagi menjadi tiga kelas, yaitu rendah, sedang dan tinggi dengan rata-rata pada tahun 2010, 2014, dan 2018 secara berurutan adalah 22,5°C; 23,6°C; dan 23,4°C. Persentase kawasan dengan LST rendah berkurang dari 19% menjadi 16%. Hal ini diduga karena konversi kawasan bervegetasi menjadi kawasan lain seperti kawasan perumahan. Persentase kawasan dengan LST sedang pada tahun 2010-2018 menurun dari 61,3% menjadi 51,7%, sedangkan pada kawasan dengan LST tinggi meningkat dari 18,7% menjadi 30,3% seiring dengan penambahan area terbangun di KBU. Penambahan luasan vegetasi pada tahun 2018 terjadi di kawasan Cimenyan dan Cilengkrang karena program Pengelolaan Sumber Daya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). LST akan sangat dipengaruhi oleh keberadaan vegetasi dan badan air. Penambahan sebanyak 5% vegetasi di KBU ternyata tidak dapat menurunkan suhu permukaan akibat penambahan area terbangun. Oleh karenanya, penanaman tumbuhan terutama pohon harus dilakukan untuk menurunkan LST di Kawasan Bandung Utara.