digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Pitri Rohayani
PUBLIC Open In Flipbook Alice Diniarti

COVER Pitri Rohayani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Pitri Rohayani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Pitri Rohayani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Pitri Rohayani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Pitri Rohayani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Pitri Rohayani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Energi menjadi salah satu masalah paling penting yang dihadapi dunia saat ini. Menurut ICSHP 2019, diperkirakan ada 1,06 miliar orang (13%) di seluruh dunia yang sebagain besar merupakan masyarakat pedesaan, masih belum memiliki akses listrik. Negara-negara di Asia Tenggara kini tengah menghadapi tantangan besar terkait pemenuhan energi listrik karena pertumbuhan ekonomi dan demografi yang cepat dalam 25 tahun terakhir. Sayangnya, menurut ACE tahun 2020 negara-negara di Asia Tenggara justru menjadi salah satu penyumbang besar Green House Gasses (GHG) penyebab pemanasan global akibat dari masifnya produksi listrik berbahan bakar fosil. Saat ini beberapa negara di Asia Tenggara sudah memulai upaya pemanfaatan energi terbarukan, salah satunya adalah hidroelektrik. Studi ini bertujuan untuk menganalisis potensi hidroelektrik di Asia Tenggara dalam mendukung pembangunan berkelanjutan untuk memastikan akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern. Potensi hidroelektrik diidentifikasi melalui aspek geografis, teoretis dan sosialekonomi. Produk hidrografi MERIT Hydro digunakan dalam meninjau aspek teoretis seperti menganalisis debit sungai, head, dan curah hujan. Aspek geografis dianalisis dari segi tutupan lahan dan karakteristik sungai untuk menghasilkan area kesesuaian dari pembangunan pembangkit listrik hidroelektrik. Sedangkan aspek sosial-ekonomi ditinjau dengan menganalisis konsumsi energi listrik di area urban dan rural. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa negara Vietnam dan Kamboja mengalami defisit energi listrik, dengan total konsumsi listrik area rural lebih tinggi dibandingkan area urban. Total potensi PLTA di negara Vietnam adalah 115 titik PLTA Micro, 194 titik PLTA Mini, dan 114 titik PLTA Small, sedangkan negara Kamboja memiliki 68 titik PLTA Micro, 72 titik PLTA Mini, dan 4 Titik PLTA Small. Diharapkan studi ini dapat membantu pemerintah atau lembaga-lembaga terkait untuk menciptakan sumber energi terbarukan sebagai usaha pemenuhan kebutuhan energi yang semakin meningkat. Juga diharapkan studi ini dapat membantu pemerintah dalam mengevaluasi distribusi dan pemenuhan energi listrik di negara-negara Asia Tenggara.