digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sukmadjaja_asyarie.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

ABSTRAK: Saya kebetulan kuliah di ITB, dan di sana sangat sedikit orang dari pesantren yang bisa masuk. Jadi pada tahun 1980-an itu, saya agak jarang menemukan santri yang kuliah di ITB. Kebanyakan mahasiswa yang di sana adalah mahasiswa umum baik yang Islam atau non-Islam. Waktu itu di ITB banyak yang aktif di kampus, dan di masjid-masjid kampus. Mereka giat mengikuti pelatihan-pelatihan, dan setelah pelatihan itu memang terjadi sesuatu yang agak mengagetkan. Misalnya perdebatan tentang agama yang sangat fanatik. Lalu, beberapa orang sangat ekstrim dalam aktivitasnya, sehingga kuliahnya terbelangkalai. Ada juga yang ikut sebuah jaringan di Bogor waktu itu. Yang terakhir ini lama tidak bertemu saya. Setelah ketemu lagi, dia sudah berjubah dan berjenggot, dan ngomong soal halal-haram. Ada juga teman-teman lain yang tiba-tiba memutuskan nikah tanpa izin orang tua mereka, karena dinikahkan di kampus oleh mentornya. Karena konon katanya, dalam Islam tidak ada konsep pacaran. Itu terjadi pada teman-teman dekat saya. Tapi ada juga yang ikut tarekat dan dengan sangat atraktif melakukan zikir-zikir tarekat di masjid Salman, sehingga menjadi tontonan banyak orang. Mungkin juga karena di masjid itu tidak ada tradisi wiridan atau salawatan. Nah, teman saya yang ikuti tarekat ini, setiap selesai sembahyang selalu berzikir dengan sangat keras. Jadi, banyak sekali hal-hal aneh yang saya jumpai di kampus ketika itu. Tiba-tiba ada teman yang begitu saja memutuskan untuk kawin