digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Mahmud Tantowi Baihaqi Mazdy
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Mahmud Tantowi Baihaqi Mazdy
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Mahmud Tantowi Baihaqi Mazdy
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Mahmud Tantowi Baihaqi Mazdy
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Mahmud Tantowi Baihaqi Mazdy
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Mahmud Tantowi Baihaqi Mazdy
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 6 Mahmud Tantowi Baihaqi Mazdy
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Mahmud Tantowi Baihaqi Mazdy
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2022 TA PP MAHMUD TANTOWI BAIHAQI MAZDY_LAMPIRAN.pdf]
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Pondok pesantren merupakan institusi pendidikan tradisional Islam dengan sistem asrama dan umumnya berada di bawah kepemimpinan seorang kyai. Sekarang ini, pondok pesantren telah berkembang menjadi institusi masyarakat yang juga berperan dalam ranah sosial dan ekonomi. Perkembangan pondok pesantren ini harus diimbangi dengan kegiatan perencanaan dan pengendalian yang tepat sehingga tidak menimbulkan persoalan fisik lingkungan di sekitar kawasan pondok pesantren. Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Kota Bandung merupakan salah satu pondok pesantren yang memiliki perkembangan cukup pesat, tapi di saat yang bersamaan juga memiliki persoalan urban di sekitar kawasannya. Perancangan kembali kawasan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid merupakan langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi persoalan urban yang ada, sekaligus menghadirkan konsep perancangan kawasan pondok pesantren pada kawasan perkotaan yang komprehensif. Penelitian ini bersifat eksploratif dalam hal pencarian gagasan, dan preskriptif dalam hal pencarian solusi dari masalah. Metode perancangan yang digunakan adalah metode fragmental dengan pendekatan problem solving. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perancangan kembali kawasan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid dapat membantu menyelesaikan persoalan yang terdapat pada kawasan, sekaligus mengakomodasi visi dan rencana pengembangan Pondok Pesantren. Masalah yang dapat diatasi melalui perancangan kembali meliputi masalah penataan ruang, kebutuhan santri, kecukupan fasilitas, kenyamanan pejalan kaki, dan kebutuhan parkir.